#13HariNgeblogFF [7] Cintaku Mentok di Kamu

13 DAYS

[7]

“Rahasia punya cara sendiri untuk mengungkapnya”

Tobias meletakkan kembali handphone-nya. Tekadnya sudah bulat untuk tidak membalas email yang baru saja masuk. Dia yakin, kalaupun membalas, pasti hanya akan meninggalkan rasa sakit hati yang menginginkan untuk dibalas lagi. Dan, dia tidak mau membiarkan keinginan menyakiti hatinya sendiri. Kelopak matanya mulai merapat dan kemudian terlelap.

“Tok! Tok! Tok!”

Ketukan cukup keras pada pintu kayu itu membuat permukaannya bergetar. Meskipun begitu, tangan itu tetap saja mengetuk-ngetuk tanpa henti. Semakin lama, ketukannya membuat papan kayu semakin bergetar dan menimbulkan suara gaduh.

Pintu terbuka dan muncullah seorang gadis dari kamar lain. Gadis itu menengok ke arah sumber suara dengan heran. Sekejap kemudian, lantai berlapis kayu berderak oleh langkah kakinya. Tanpa memedulikan kehadiran gadis itu, tangan itu terus saja menggedor pintu.

“Sebastian…?”

Lelaki yang dipanggil Sebastian itu menoleh. Tangannya tidak lagi mengetuk pintu, tetapi terlepas bebas di samping piyama bergarisnya. Dia membalas tatapan gadis yang sedang keheranan itu.

“Kok kamu belum tidur, Jos?”

“Bagaimana bisa tidur kalau kamu mengetuk pintu kamar Tobias dengan keras seperti itu. Ada apa sih?”

Sebastian tidak menjawab pertanyaan Josefine. Kedua tangannya telah berpindah ke pinggang Josefine yang pasrah dalam pelukan kekasihnya. Sebastian semakin erat memeluk tubuh ramping Josefine. Keduanya tenggelam dalam kesyahduan angin malam. Tanpa disadari, kelopak mata Sebastian mendadak basah dan perih.

“Kamu kenapa, Honey?”

“Tidak apa-apa, Jos. Aku hanya ingin bertemu dengan Tobias malam ini.”

“Lalu, kenapa harus malam ini?”

“Nanti kamu juga tahu sendiri.”

Tubuh Josefine sudah terbebas dari pelukan Sebastian. Keduanya berdiri berhadapan dengan raut wajah yang berbeda. Sebastian dengan kecemasannya, sementara Josefine dengan keheranannya.

“Ada apa sih malam-malam seperti ini kalian ke sini? Mengganggu tidurku saja.”

Keduanya berjingkat saat mendengar suara Tobias. Josefine segera membalikkan badan, sementara Sebastian menghambur ke arah Tobias dan menyeretnya ke dalam kamar. Josefine menyusul mereka lalu menutup pintu.

Ketiganya duduk berderet di atas tempat tidur. Sebastian dan Josefine duduk mengapit Tobias. Raut wajah terkejut masih membias di wajah Tobias, sebab dia sama sekali tidak mengerti maksud kedua sahabatnya itu.

“Ada apa ini sebenarnya?”

Sebastian tidak menjawab. Tangan kanannya menghilang di balik kantong piyamanya. Sesaat kemudian, tangan itu telah memegang sebuah buku notes perjalanan berukuran kecil bersampul merah. Tobias dan Josefine mengenalinya sebagai milik Jonas. Buku notes itu pun sekarang sudah berpindah ke tangan Tobias yang menerimanya masih dengan heran.

“Apa-apaan ini?” tanya Tobias sambil membuka-buka setiap halaman secara cepat, “ini kan notesnya Jonas. Kenapa bisa ada di kamu, Sebastian?”

“Aku menemukannya di lemari. Setelah aku baca-baca, aku memutuskan bahwa kamu harus tahu tentang ini, Tobias.”

“Memangnya apa isinya sampai kamu seperti ini?” tanya Josefine yang dari tadi diam saja.

“Kamu tidak perlu tahu, Jos. Biar Tobias yang membacanya langsung.”

Angin malam kian kencang berhembus. Tobias kembali sendirian di kamar itu setelah Sebastian dan Josefine memutuskan untuk tidur. Tobias menyandarkan tubuhnya ke pembatas tempat tidur. Dengan bantuan lampu tidur, Tobias membuka halaman pertama dan membaca dengan saksama tulisan tangan yang berderet rapi di sana.

Aku hanya mencintaimu.

***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *