Fiksimini kolaborasi dengan Om @JvTino bertema ‘Perak’. Selamat berimajinasi!
Aku merayakan hari pernikahan dengannya, sekaligus perayaan kematiannya. ~ @momo_DM
Kami mengenang betapa tulusnya penghulu itu meledakkan diri saat akad nikah kakakku. Mantannya. ~ @JvTino
Dia hadir di pesta perayaan pernikahanku bersama penghulu, kekasihnya yang meninggal lebih dulu. ~ @momo_DM
Tersisa 1 foto berbingkai kayu. Ada aku, dia, penghulu, 25 koin perak, dan 1 peledak di balik saku. ~ @JvTino
Pesta pernikahan. “Sial! Seharusnya aku tidak menarik peledak di sakunya,” kataku dari dalam bingkai. ~ @momo_DM
“Maaf Sayang, tidak seharusnya kulakukan ini agar abadi bersamamu,” ujar penghulu di dalam foto. ~ @JvTino
Tak ingin bersamanya, aku berlari keluar sekuat tenaga membiarkan bingkai foto itu bergoyang hebat. ~ @momo_DM
Bingkai foto berguncang. Seluruh terdiam menatapnya. Bapak mengeluarkan parang. Trauma belum hilang. ~ @JvTino
Trauma belum hilang. “Kamu milikku!” Ayah mengeluarkan akte kelahiran anakku, bertuliskan namanya. ~ @momo_DM
Di hari seharusnya Ayah mengenang perayaan pernikahanku. “Hingga kapan pun, kau tetap bayi mungilku.” ~ @JvTino
Di pesta pernikahanku, aku ttp anak kecilnya. “Cium suamimu!” Tllu tinggi, aku menunggu ayah mengangkatku. ~ @momo_DM
Cincin kawin bungkam. Bisu tak terpakai di kotak perhiasan. Memudarkan warna kenang gemilangnya. ~ @JvTinoยป
Di perayaan pernikahan rahasia terbongkar, aku masih perawan. Pakaian perak buatan Ayah masih tahan. ~ @momo_DM
Masih mengulang akad yang sama. Lupa ingatan. ~ @JvTino
Akhirnya anak pertamaku lahir juga dengan rambut persis punyaku, putih keperakan. ~ @momo_DM
Pelangi kembali kehilangan 1 warna. Di meja makan, kami merayakan hari jingga ibuku. ~ @JvTino
“Itu apa, Bu?” “Bapak lupa ya? itu kan kado perkawinan kita. Namanya bumi.” ~ @momo_DM
Rambut keperakannya mulai terlihat. Kukecup keningnya yang mulai berkerut. Aroma peluh yang megah. ~ @JvTino
Terjadi pertukaran posisi. Sekarang aku yang bertugas membersihkan rambut keperakannya saat dimandikan. ~ @momo_DM
Kubaca suratmu yang pertama kali. “Sayangku, aku bersyukur untuk adamu, hingga nyawaku tak ada lagi.” ~ @JvTino
Aku bosan hidup sendiri. “Sekarang saatnya! I love you.” Aku menyematkan cincin perak di jari manisku. ~ @momo_DM
Cincin indah bertulisakan namamu, akhirnya kupindahkan. Dari jari manis kiri ke jari kananmu. ~ @JvTino
Aku masih menyimpan cincin perak darinya di kotak perhiasan, bersama jari manis kirinya. ~ @momo_DM
Bibirmu masih mencium cincin perak pernikahan kita. Hanya itu yang tersimpan di kotak kenangan ini. ~ @JvTino
Terima kasih, Om Jev. Untuk ilmu yang bermanfaat dan untuk kolaborasi dua hati yang hangat. Kapan-kapan lagi, ya?! #pelukmini ๐
Reblogged this on setintapena.