#5BukudalamHidupku – Catatan Hati Masa Lalu

Tentang Buku

Ketiga buku ini memiliki kesamaan, yaitu tidak memiliki nomor halaman. Satu hal yang membuat ketiganya berbeda adalah sampul serta ukuran dan kualitas kertas masing-masing buku.

Buku Pertama, merupakan catatan harian pertama yang pernah saya tulis. Buku ini memiliki ketebalan 50 halaman dengan ukuran kertas 18 x 25,5 cm dengan sampul dominan warna merah. Berisi catatan tulis tangan tentang masa-masa awal masuk kuliah.

Buku Kedua, buku dengan sampul sederhana didominasi warna coklat ini berisi catatan selama masa kuliah. Buku ini memiliki ketebalan 100 halaman dengan ukuran kertas 18,5 x 12,6 cm.

Buku Ketiga, berisi catatan perjuangan setelah lulus kuliah. Jumlah halaman buku tanpa sampul ini adalah 105 dengan ukuran 18,5 x 26,5 cm.

Nilai Lebih Buku

Bagi saya, buku ini memiliki nilai historis yang tinggi. Di situlah letak nilai lebih buku ini. Memang dari segi tampilan fisik, buku ini tak lebih dari sekadar buku usang. Tak menarik sama sekali. Bahkan terkesan membosankan. Bagaimana tidak. Satu buku penuh isinya hanya tulisan. Tapi, segala sesuatu memang tidak bisa kita lihat dari fisiknya saja. Di dalamnya jika jeli akan ditemukan nilai-nilai kehidupan yang sangat berharga. Terutama untuk diri saya sendiri. Secara tidak langsung, buku ini mengajarkan, bahwa masa lalu ada untuk dijadikan pelajaran agar lebih baik ke depannya.

Bagaimana Buku ini Mengubah Hidup Saya?

Setelah membaca buku, tanpa disadari kita bisa saja menemukan nilai-nilai kehidupan di dalamnya. Tak terkecuali buku catatan harian yang tersimpan dalam waktu cukup lama. Setidaknya dari buku harian ini, saya kembali menemukan ingatan, bahwa dulu saya pernah membuat Simbok saya menangis. Masalahnya sepele. Saat libur kuliah saya pulang ke rumah di Solo. Kebetulan waktu itu di rumah sedang panen padi dan Simbok sedang menjemurnya. Waktu itu Simbok minta saya untuk menggantikannya sebentar. Saya menolak dengan alasan mau mengerjakan tugas kuliah. Penolakan itu ternyata menyakitkan. Simbok menangis.

Dari hal itu, saya akhirnya menyadari dan berjanji tidak akan lagi membuat Simbok menangis. Dan, sampai saat ini tetap memegang teguh janji itu. Hal sederhana yang kadang kita melupakannya. Betapa kadang kita semena-mena mengutamakan kepentingan diri sendiri tanpa menghiraukan, bahwa ada perasaan yang tersakiti karenanya.

Selain itu, dalam buku ini saya menuliskan tentang sebuah kesedihan karena ditinggalkan oleh orang yang saya sayang — Ayah. Dari catatan tentang kepergian Ayah, saya banyak memahami, bahwa kematian manusia adalah sesuatu yang pasti. Dengan begitu, saya lebih bisa menghargai arti hidup. Betapa hidup sangat dekat dengan kematian. Dan, mempersiapkan diri dengan bekal adalah satu-satunya cara terbaik yang bisa dilakukan.

Hal lain yang saya catat dalam buku ini yaitu tentang masa-masa sulit kuliah. Tercatat dengan jelas, betapa saya hampir saja tidak bisa melanjutkan kuliah karena tidak ada biaya. Beruntung pada akhirnya jalan terbuka lewat beasiswa. Dari hal sederhana di masa lalu ini, saya belajar, bahwa hidup adalah tentang perjuangan untuk mempertahankannya. Dan, dari hal itu juga saya belajar bagaimana cara bertahan hidup — menyimpan sebagian uang untuk jaga-jaga kalau ada kebutuhan mendesak.

Hal lain dalam buku ini yang mengubah hidup saya adalah, bahwa ternyata saya memiliki kebiasaan mendaki gunung Ungaran, hampir seminggu sekali. Lalu, apa hubungannya mendaki dengan perubahan dalam hidup? Sekilas memang tidak terkait, tapi bukankah hidup adalah sebuah proses pendakian untuk mencapai tujuan? Benar adanya. Setidaknya dari pengalaman masa lalu, saya mengambil nilai positif, bahwa mendaki tidaklah mudah. Termasuk di dalamnya mendaki kehidupan ke tingkat yang lebih tinggi. Diperlukan kesabaran hati, ketabahan doa, dan ikhtiar untuk mencapainya. Itu yang saya pelajari. Dan, ke depan semakin tinggi tingkat kehidupan yang ingin didaki, semakin butuh keyakinan diri. Itu berarti, saya harus siap mengubah diri saya ke tingkat itu. Belum berubah sepenuhnya memang. Setidaknya, selalu ada arah ke sana perubahan hidup yang saya alami.

Catatan Kecil

Buku harian semacam ini sangat penting sebab banyak pelajaran yang bisa diambil dari masa lalu dan kemungkinan bisa mengubah hidup kita ke arah yang lebih baik.

~ mo ~

Diikutsertakan dalam Proyek Menulis #5BukudalamHidupku oleh @irwanbajang

0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *