#5BukudalamHidupku – Ketika Maryam Mengusik Isi Kepala Saya yang Berisik

Tentang Buku

Buku berjudul ‘Maryam’ ini adalah buku Okky Madasari yang pertama kali saya baca sekaligus mengenal namanya sebagai seorang penulis. Buku setebal 275 halaman ini diterbitkan pada bulan Februari 2012 oleh PT Gramedia Pustaka Utama. Buku yang membuat penulisnya menjadi pemenang Khatulistiwa Literary Award ke-12 tahun 2012 kategori prosa ini mengisahkan tentang perjuangan seorang perempuan yang terusir karena iman dari negeri yang penuh keindahan.

Nilai Lebih Buku

Menurut saya, nilai lebih buku ini terletak pada tema yang diangkat. Tentang keberanian seorang Okky Madasari untuk mengangkat tema yang ‘sensitif’ di kalangan masyarakat. Terlebih di dalamnya terkandung nilai-nilai perjuangan seorang perempuan dalam menuntut keadilan. Tentunya diperlukan riset untuk bisa menghasilkan tulisan yang meskipun fiksi, tetapi bisa benar-benar sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Didukung dengan alur cerita yang enak dibaca, saya benar-benar larut dalam cerita. Meskipun banyak fakta yang diungkapkan, tetapi saya bisa menikmati buku ini sebagai novel dan bukan diktat pelajaran sejarah.

Bagaimana Buku ini Mengubah Hidup Saya?

Sederhana. Buku ini berhasil mengubah hidup saya, tentu bukan dari segi fisik, tetapi perubahan dalam pola pikir. Pertama kali membaca blurb di sampul belakang buku ini, saya langsung menepok jidat saya. Bagaimana tidak? Setting dalam novel ini sangat dekat dengan saya, tetapi saya tidak pernah terpikirkan untuk menuliskannya. Sialan! Setting pengungsian hanya berjarak tak lebih dari seratus meter dari kediaman saya, sedangkan komplek perumahan hanya berjarak tak lebih dari 500 meter dari tempat saya mengajar. Sialnya lagi, beberapa anak dari kelompok perempuan dalam cerita ini, di antaranya pernah menjadi anak didik saya. Tak beda dengan anak-anak di pengungsian yang juga menjadi klien di LSM saya. Coba Anda bayangkan! Betapa sesuatu yang tampak di depan mata, justru tidak pernah terpikirkan untuk dituliskan menjadi sebuah cerita.

Kenapa hal itu bisa terjadi? Banyak hal yang menyebabkannya. Salah satu di antaranya yaitu saya terlalu asyik bermain dengan imajinasi-imajinasi yang saya sendiri belum tahu betul tentang kebenarannya. Betapa saya pernah mencoba menulis dengan mengambil setting luar negeri dan ternyata gagal. Setting tidak bisa tergambar secara utuh sesuai kenyataannya. Banyak sekali detail pendukung cerita yang terlewat. Selain itu, selama ini saya lebih suka mengeksplore ide-ide yang entah dari mana berasal. Bukannya tidak bagus. Tetapi, pada akhirnya saya justru terlena dan melupakan, bahwa di sini, di tanah kelahiran kedua saya, Lombok, banyak hal-hal yang bisa dituliskan.

Lombok dengan segala kekayaannya ibarat tambang emas ide yang takkan pernah habis meskipun setiap hari digali. Mungkin bagi Anda hal ini terasa berlebihan. Bagi saya sama sekali tidak. Ini adalah kenyataan. Sekali lagi ini adalah kenyataan. Kalau Anda tidak percaya, silakan ke Lombok untuk membuktikannya. Datang kemari, lalu perlajari. Dan, jangan salahkan saya, jika kemudian Anda tak bisa berhenti untuk menuliskannya.

Dan, ketika Maryam mengusik isi kepala saya yang berisik oleh ide-ide tulisan, saya bisa apa? Saya tidak bisa apa-apa, selain menguatkan niat untuk bisa menyelesaikan tulisan dengan setting Lombok. Pada akhirnya, buku ini benar-benar mampu mengubah perspektif saya dalam dunia literasi. Berawal dari membaca buku ini, saya kemudian menulis beberapa cerita pendek dengan setting Lombok. Kualitasnya memang masih jauh dibanding buku ini dan memang belum selayaknya dibandingkan, tetapi setidaknya saya sudah berbuat untuk mengenalkan Lombok kepada teman-teman saya. Untuk sementara mungkin baru bisa seperti itu. Dampak nyata dari buku ini adalah saat ini saya sedang menulis draft novel dengan setting Lombok, termasuk di dalamnya isu-isu krusial, tradisi budaya, dan adat istiadat masyarakat Lombok. Semoga segalanya dimudahkan.

Catatan Kecil

Tanpa disadari ide cerita bisa berasal dari sekitar kita. Banyak hal terkait kearifan lokal yang layak dijadikan bahan untuk tulisan. Mari perkenalkan daerah kita lewat tulisan.

~ mo ~

Diikutsertakan dalam Proyek Menulis #5BukudalamHidupku oleh @irwanbajang

0 Comments

  1. Saya juga barusan menuntaskan novel Okky Madasari. Bedanya, saya membaca karya debutnya yang berjudul Entrok.
    Dan saya sungguh menyesal, kenapa tidak dari dulu2 saya membaca karya-karya beliau.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *