Sebab perjalanan adalah salah satu cara menemukan hal-hal baru
Benar adanya. Selalu saja ada hal baru dijumpai pada sebuah perjalanan wisata. Tidak terkecuali wisata religi, khususnya di Lombok. Predikat Wisata Halal yang disandang dan julukan Pulau Seribu Masjid semakin mengukuhkan Lombok sebagai salah satu destinasi wisata religi terbaik di Indonesia. Tentu banyak pengetahuan dan pembelajaran dalam setiap langkah menyusuri keindahannya.
Bukan saja bagi wisatawan remaja, dewasa maupun tua. Namun, juga bagi wisatawan berusia anak-anak. Tidak percaya? Coba saja memasukkan Pesona Khazanah Ramadan (PKR) 2018 yang dipusatkan di Islamic Center NTB ini sebagai agenda wajib wisata Ramadan keluarga Anda.
Megah. Demikian kesan pertama saat menapakkan kaki di area Islamic Center. Sejak terealisasi pembangunannya pada tahun 2011 dan diresmikan pada tanggal 15 Desember 2013, Islamic Center benar-benar menjadi ikon utama wisata religi NTB. Berdiri megah di atas tanah seluas 7,6 hektar, kompleks bangunan ini menjadi daya tarik tersendiri. Arsitektur bangunan ini sangat kental dengan napas islami dengan tidak melupakan budaya lokal. Terlihat dari kubah masjid bernama Hubbul Wathan yang berdiri megah di area seluas 74,749 meter persegi ini tampak berbeda dengan masjid lainnya di Indonesia. Kubah masjid yang terdiri dari empat lantai ini dilengkapi dengan corak Batik Sasambo, motif batik khas NTB. Dari sini anak-anak akan mulai belajar tentang arsitektur Islami sekaligus kearifan lokal.

Syahdu. Kesan selanjutnya saat jejak langkah kaki menyusuri setiap sisi bangunannya. Ada kedamaian diam-diam menyusup ketika mengagumi kemegahan menara setinggi 99 meter. Betapa tidak. Ketinggian tersebut melambangkan 99 nama-nama Allah yang ada (Asma’ul Husna). Membayangkan menaiki minaret sambil membimbing anak-anak untuk menyebutkan satu asma Allah setiap naik 1 meter saja rasanya sungguh menggetarkan hati. Terlebih ketika sampai di puncak menara. Getaran hati akan mendadak berubah menjadi pujian dan syukur yang amat dalam. Kok bisa? Tentu saja. Sebab dari puncak menara ini anak-anak bisa menjadi saksi hidup bagi keindahan kota Mataram sekaligus belajar mensyukuri karunia semesta.
Meriah. Kesan yang didapat saat mengunjungi Islamic Center pada bulan Ramadan. Bulan puasa bukan halangan bagi pariwisata NTB untuk terus bergeliat. Wisata pun dikemas sedemikian rupa sehingga pas dengan momentum bulan Ramadan. Salah satu event wisata yang digagas Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar RI) dengan Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemda NTB) dan didukung Generasi Pesona Indonesia adalah Pesona Khazanah Ramadhan (PKR) 2018. Event yang bertujuan menggenjot pariwisata di bulan Ramadan ini diselenggarakan untuk kedua kalinya. Mengulang kesuksesan tahun sebelumnya, kegiatan ini menjadi momentum yang tepat untuk mengenalkan wisata religi sejak dini.

Sebegitu pentingkah? Tentu saja. Mengenalkan wisata religi sejak dini adalah cara menyenangkan bagi balita untuk mulai belajar pengetahuan dan pemahaman agama. Pendalaman ilmu agama sejak dini adalah bekal terbaik agar kelak balita dan anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang mencintai dan mau memakmurkan masjid.
Lalu nilai apa saja dalam Pesona Khazanah Ramadan 2018 yang bisa digunakan sebagai daya tarik mengenalkan wisata religi sejak usia dini?
- Religi. Keseruan nilai religi dalam PKR 2018 tertanam secara utuh dalam Tausiyah Akbar Ustaz. Agenda ini diselenggarakan pada tanggal 19, 24, dan 31 Mei 2018 dengan menghadirkan tiga orang ustaz berbeda. Sungguh rugi jika tidak bisa mengajak anak untuk larut dalam kekhusyukan pengajian. Tentu akan menjadi pengalaman seru bagi mereka saat menerima pengetahuan baru tentang agama. Namun, bukan itu saja. Selalu terbuka kesempatan untuk mengajari ilmu agama kepada anak terutama balita. Mendekatkan mereka pada orang yang sedang salat, misalnya. Penjelasan tentang gerakan salat dengan bahasa sederhana akan membuat mereka senang mendengarkannya. Belum paham memang, tetapi Insyaallah hal-hal baik semacam itu akan terekam dalam otak dan akan bisa diterapkan kelak pada waktunya.
Sejak Dini Mulai Kenal dengan Kewajiban pada Illahi (Dok. Pribadi) - Literasi. Keseruan literasi juga menjadi alasan mengenalkan wisata religi sejak usia dini. Pesta Buku Islam dan Bedah Buku yang menjadi agenda unggulan merupakan gerbang pembuka ilmu pengetahuan bagi anak-anak. Agenda yang diselenggarakan dalam kurun tanggal 17 Mei hingga 9 Juni ini pencinta maupun pegiat literasi akan rugi besar jika melewatkan kesempatan ini. Seperti kata banyak orang, buku adalah surga pencinta literasi. Nah! Di event ini jika Anda pencinta literasi akan menemukan surga dunia yang hakiki. Sebab bagi mereka, tumpukan buku-buku dengan potongan harga yang menggiurkan adalah kebahagiaan tersendiri, bukan? Selain itu, diskusi hangat tentang buku juga menjadi agenda. Hal ini tentu saja akan menghadirkan keseruan sendiri bagi anak-anak. Mereka akan semakin memahami bahwa membaca adalah perintah Allah. Pengetahuan sederhana ini kelak akan dibawa hingga mereka dewasa.
Generasi Literasi Masa Kini yang Mencintai Buku Anak Islami (Dok. Pribadi) - Tradisi. Demikian halnya dengan nilai tradisi. Untuk mengenalkan nilai tradisi, PKR 2018 menghadirkan Bazar Ramadan. Agenda yang dibuka pada tanggal 22 Mei 2018 oleh Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, H. Rosyadi Sayuti ini menawarkan keseruan pengalaman bagi anak-anak. Mereka akan antusias mengunjungi satu per satu stan kuliner tradisional yang ada. Tugas orang tua adalah menjelaskannya sesuai usia mereka. Sekadar mengenalkan nama saja tidak mengapa. Setidaknya anak-anak, khususnya balita mulai mengenal kearifan lokal daerahnya. Tentu hal ini adalah awal yang baik bagi mereka untuk mencintai daerahnya, bukan?
Mengenal Kekayaan Tradisi Kuliner Daerah Sejak Dini (Dok. Pribadi) - Seni. Nilai seni juga dihadirkan dalam PKR 2018 ini. Nonton Bareng Film Islami pada tanggal 26 dan 27 Mei 2018 merupakan upaya bagus mengenalkan anak pada seni Islami. Sepanjang film orang tua bisa menjelaskan tentang amanat dalam film tersebut. Sedangkan untuk penerapan dalam kehidupan sehari-hari bisa diterangkan setelah film usai, terutama menyangkut pesan moral film. Tidak terkecuali atraksi marawis anak-anak dari pondok pesantren. Melalui acara ini anak akan belajar bahwa seni itu menyenangkan. Seru, kan?
Penampilan Salah Satu Tim Marawis dari Pondok Pesantren Mengajarkan Bahwa Seni itu Menyenangkan (Dok. Pribadi) - Edukasi. Nilai lain yang ada dalam PKR 2018 ini adalah edukasi dalam bentuk Festival Dolanan Santri yang dilaksanakan dari tanggal 28 Mei sampai 1 Juni 2018. Cerdas Tangkas 5 Pilar dan edukasi science dalam bentuk ‘Fun Science‘ menawarkan keseruan berbeda bagi anak. Mereka akan mengenal proses belajar sebagai suatu hal yang menyenangkan. Jika sudah demikian akan mudah bagi orang tua untuk mengarahkan. Menarik, bukan?
Perangkat Permainan Islami Sebagai Sarana Edukasi Bagi Anak (Dok. Pribadi) - Transaksi. Di event PKR 2018 anak juga bisa mengenal transaksi. Agenda Lombok Travel Fair dari tanggal 21 sampai 25 Mei 2018 mengajarkan anak bahwa untuk bisa melakukan perjalanan dibutuhkan biaya. Sekecil apa pun itu. Anak-anak bisa secara langsung menyaksikan transaksi sesuai syariat agama dan menerapkan dalam kehidupan nyata, baik tingkat lanjut maupun sederhana. Jika ini bisa dibawa hingga dewasa pasti nilai-nilai baik dalam bertransaksi akan senantiasa dipegangnya. Wah, pasti keren, ya?
Anak-anak Belajar Transaksi Sesuai Syariat (Dok. Pribadi) - Histori. Keseruan lain yang tidak kalah pentingnya adalah dihadirkannya nilai histori. Bentuk nilai yang ada berupa Pameran Khazanah Dunia Islam. Dalam pameran yang akan diselenggarakan dari tanggal 4 sampai 8 Juni 2018 ini akan menampilkan kesenian dan kebudayaan Islam dari berbagai penjuru dunia. Bagi mayoritas anak-anak, hal ini merupakan sesuatu yang baru yang akan menggugah keingintahuan mereka. Keingintahuan ini adalah pintu gerbang untuk memasukkan pengetahuan tambahan. Meskipun sebatas hal-hal sederhana saja, tetapi dampaknya akan luar biasa ke depannya. Mereka akan memiliki ketertarikan untuk lebih tekun mendalami sejarah dunia Islam. Dengan demikian orang tua akan memiliki peran dalam pembentukan generasi yang cinta agama. Membanggakan, bukan?
Salah Satu Agenda yang Bisa Menumbuhkan Minat Anak untuk Mengenal Sejarah Islam (Dok. Pribadi)
Nah! Jika sudah ada bukti, rasanya tidak perlu lagi berpikir dua kali untuk mulai mengenalkan wisata religi sejak usia dini. Saya telah membuktikannya. Sekarang giliran Anda untuk turut serta. Bersedia?

~ mo ~