
“Maasss! Mantan saya punya pacar baru! Syediihhh saya!”
“Ya terus?” batin saya pagi ini ketika seorang temen cewek tiba-tiba duduk manis di depan saya. Hanya gitu doang ia membuka cerita. Selanjutnya, ia diam. Kedua tangannya menyangga kepala. Sementara kedua bola matanya menatap ke arah saya. Semacam apa, ya? Kayak ada harapan darinya untuk mendapatkan sesuatu dari saya. Saya tahu persis tentang hal tersebut. Ini bukan kedatangan pertama kalinya. Seringkali, di sela-sela jam mengajar, ia tiba-tiba sudah duduk manis di kursi plastik warna biru di depan meja saya.
Pagi ini pun enggak jauh beda.
“Maasss… Masih inget kan sama mantan saya yang lulusan tehnik itu?”
Saya enggak segera jawab, dong. Cuma berusaha mengingat-ingat apa aja yang udah ia ceritain ke saya. Dan, mendadak ingatan saya rasanya penuh banget. Gimana enggak coba?! Hampir setiap hari ia curhat tentang mantannya yang masih belum bisa ia lupain. Saya tahu sih kalau mereka baru putus sebulan yang lalu.
“Ngg… Si Hendra maksudmu?”
“Iya, Mas. Jadi ceritanya kemarin saya lagi Car Free Day sama temen-temen ke Udayana. Eh… enggak sengaja ketemu sama tuh si Hendra lagi jalan sama cewek. Saya yakin cewek itu pacar barunya.”
“Kok kamu bisa seyakin itu?”
“Gitu deh pokoknya, Mas. Kebetulan cewek itu temennya temen saya. Dia tuh yang ngasih tahu.”
“Oh gitu. Terus gimana kelanjutannya?”
“Ape banget deh pokoknya. Saya langsung sih pergi menjauhi mereka. Gila aja. Entar saya dikira masih ngarepin dia lagi.”
“Lhah?! Emang iya, kan? Kalau emang enggak, ngapain coba kamu sedih gara-gara dia punya pacar lagi.”
“Yah! Mas ini. Enggak pernah punya mantan, sih. Makanya enggak tahu rasanya.”
“Err… Enak aja! Bukan kamu aja kali yang punya mantan. Jangankan mantan yang pacaran lagi, mantan yang ninggalin nikah aja banyak, kok.”
Lhah?! Kok malah jadi saya yang curhat, ya? Oke! Balik ke pokok curhatan seorang cewek yang sedang dirundung kesedihan atas sebuah kenyataan yang sama sekali belum bisa diterimanya.
“Sebenernya enggak gitu sedih sih, Mas. Cuma gimana, ya? Rasanya kok gimana gitu ngeliat kenyataan kalau dia cepet banget ngelupain saya. Hiks.”
“Emang kamu belum bisa ngelupain dia?”
“Susah, Mas! SUSAH!”
“Susahnya biasa aja kali, ah! Kamu pengin bisa ngelupain dia enggak?”
“Pengin sih, Mas. Capek hati tauk kalau inget dia sekarang udah bahagia sama yang lain. Seharusnya bahagianya kan sama saya. Bukan sama cewek gatel itu! Hih!”
Saya hanya menahan tawa mendengar pernyataannya tentang sebuah kebahagiaan. Bagaimana bisa, seseorang tidak merelakan kebahagiaan bagi seseorang yang pernah dicintainya.
“Katanya kamu masih cinta sama dia. Lalu kenapa kamu enggak rela dia bahagia?”
“Bukannya enggak rela sih, Mas. Saya juga sebenernya pengin ngeliat dia bahagia.”
“Nah, kan! Terus masalahnya di mana?”
“Masalahnya kenapa dia bisa berbahagia sama yang baru sementara saya belum bisa?”
“Berarti masalahnya di kamu sendiri, dong!”
“Iya juga sih, Mas. Terus gimana, dong? Pusing, nih!”
“Gampang, kok. Gampang banget. Suer, deh. Gini aja intinya. Dia bisa bahagia sama yang lain. Kamu pasti juga bisa. Dia bisa cepet banget ngelupain kamu. Kamu pun pasti bisa. Tergantung pada kamu, mau atau enggak untuk menemukan kebahagiaan itu dengan melupakannya serta mengganti dengan yang baru. Gitu doang, sih. Gampang, kan?”
“Gampang sih, Mas. Tapi praktiknya itu, lho. Lebih susah dari bikin seribu candi dalam semalem.”
“Ya udah. Tergantung sama kamu aja maunya gimana. Mau terjebak masa lalu yang sama artinya melenyapkan kebahagiaan masa depanmu. Atau … Menjadikan masa lalu sebagai pijakan untuk kebahagiaanmu di masa depan. Ingat lho, ya. Siapa pun berhak bahagia. Tergantung gimana menemukan dan mewujudkan kebahagiaan itu. Paham?”
Cewek berkerudung putih yang biasa disapa Rina di hadapan saya itu hanya mengangguk. Dan, bunyi bel tanda masuk pun membubarkan sesi curhat untuk hari ini.
Semoga Rina bisa menemukan kebahagiaannya, ya! Kalian juga, pembaca yang budiman, yang mungkin memiliki permasalahan cinta yang sama.
Selamat berbahagia semua! 🙂
– mo –
Move on doonkkk 😀
Tsahhhh gaya bingit *padahal belum bisa move n jugak
Hahaha… Kalau mah udah dari kapan itu. :p