Category: Fiksi

Fiksi

Ayo Menulis Cerita Anak!

Menulis cerita anak berbeda dengan cerita lainnya. Banyak hal yang membuatnya berbeda. Tidak semua penulis akan mudah menuliskan idenya. Selain itu, menulis cerita anak juga memiliki tantangan sendiri. Tantangan terletak pada pemilihan tema. Pemilihan tema pada cerita anak tentu menyesuaikan...
Fiksi

Antre di Belakang Sepasang

Dekonstruksi pentigraf karya Pak D Susanto berjudul Antre. Manto memasukkan dompet ke dalam saku celananya. Sejenak dia mengerutkan dahi. Sesaat setelahnya segaris tipis melengkung di bibirnya. Bergegas dia pun mengendarai bekdul kesayangannya. Kaki kanannya terlihat sekuat tenaga memancal starter Honda...
Fiksi

(Bukan) Karena Bawang

Sebuah dekonstruksi cerita dari pentigraf karya Rosminiyati berjudul Bawang Oh Bawang. Rini akhirnya mau menonaktifkan gawainya juga saat mendengar seruan ibunya. Dia pun melangkahkan kakinya menuju sumber suara. Setelahnya dengan cekatan dia mengupas dan mengiris bawang. Sementara itu suara langkah...
Fiksi

(Belum) Lunas

“Bapak sudah selesai kelasnya?” Suara yang telah sekian lama berdiam dalam sanggurdi telingaku itu membuat tubuhku sedikit tersentak. Dengan malas aku mengalihkan pandangan dari arah layar laptopku. Pandangan tipis yang mendadak menjelma senyuman saat retina mata membiaskan sesosok anak laki-laki....
Fiksi

Maafkan Aku, Nak!

“Wah enak sekali kayaknya,” batinku. Aku menatap takjub ke arah hidangan di atas meja. Sepiring pepaya serupa kumpulan dadu membangkitkan selera. Semangkuk sup ikan seolah hendak mengabarkan kenikmatan. Bukan saja perihal aroma. Melainkan juga tentang warna menggoda. Jauh berbeda dengan...
Fiksi

Pentigraf – Pengalaman Pertama

Ini untuk pertama kalinya. Kakiku menjejak perlahan. Tak sama persis dengan yang diceritakan oleh Pak Guru memang. Aku kembali melangkah, meninggalkan teman-teman kelompokku jauh di belakang. Meniti setiap jengkal untuk merasakan sensasi dingin menusuk tulang. Ada hal aneh kurasakan. Alergi...
Fiksi

(Bukan) Kamu Juara Kelasnya

“Kok bisa?” Pertanyaan demi pertanyaan pun bermunculan di benak Rama. Pikirannya terganggu dengan ucapan Sinta tempo hari. “Kamu yang akan jadi juara kelasnya. Selamat, ya,” kata Sinta sambil tersenyum. Saat itu Rama hanya tersipu. Namun, dia tidak tinggal diam untuk...