“Apa yang kamu lakukan?!”
Dona tak mengacuhkan teriakanku. Dia terus mengangkat setumpuk buku dan meletakkannya dengan kasar dalam drum minyak yang terbuka bagian atasnya. Dia bergegas menyiramkan sedikit bensin ke dalamnya. Dan, sesaat setelahnya.
Wooshhh!
Api meliuk-liuk menjilat setiap sisi buku yang kucetak dan jilid sendiri. Dari kejauhan aku berusaha mencegah Dona yang hendak kembali masuk ke dalam rumah.
“Apa salah buku-buku itu?! Hah?! Bukankah kamu bilang kamu menyukai semuanya?!”
Kugoncang-goncangkan tubuhnya. Dia bergeming tanpa ekspresi. Akhir-akhir ini dia selalu begitu. Tiba-tiba diam tanpa pernah memberi tahu alasannya. Aku melihatnya sebagai kebosanan. Malam ini adalah puncaknya.
“Kamu benar-benar ingin tahu alasanku?!”
Dona akhirnya angkat bicara. Dia menarik napas panjang sebelum akhirnya kembali berkata, “Aku mencintaimu, Do…”
“Kalau memang kamu mencintaiku, kenapa kau bakar semua buku karanganku?! Kenapa?! Kenapa?!”
Dona terisak. Bahunya terguncang setelah aku melepaskan cengkeraman.
“Aku enggak pernah sanggup secara terbuka mengatakan! Dengan membakarnya, aku berharap kamu sadar, bahwa aku ada! Untukmu! Bukan sekadar tokoh rekaan seperti yang sering kautuliskan.”
– mo –
~ mo ~
BFG – Big Friendly Giant