Dengar alam bernyanyi dan rasakan makna terdalam yang menyertai. Serupa aku dan anakku saat minggu pagi. Menyembuhkan segala kepenatan rutinitas dengan mengunjungi salah satu kawasan hutan lindung yang ada di pulau Lombok ini.
Kawasan itu bernama hutan Pusuk yang memiliki beragam keanekaragaman hayati. Tidak terkecuali satwa asli yang mendiami. Monyet yang setia menghampiri. Dalam keramahan ia menanti uluran tangan sang baik hati. Segenggam kacang kulit selalu ia nanti.

Melanjutkan hari bersama buah hati sambil menikmati lagu Dengar Alam Bernyanyi, menciptakan indahnya simponi. Seketika menghadirkan ketenangan sejati. Hal ini juga sekaligus sebagai bentuk kontribusi turut serta menggaungkan simponi alam negeri.
Selain itu, sekaligus sebagai upaya menumbuhkan peduli alam dan lingkungan sejak dini. Lagu dengan irama ceria ini sangat digemari buah hati. Di usianya yang masih 5 tahun banyak hal ingin diketahui. Terlebih makna dari lirik yang sangat menginspirasi.
Bila kau ada waktu
Lihat aku di sini
Indah lukisan Tuhan
Merintih ingin kau kembali
Beri cintamu lagi
Bait pertama menimbulkan tanda tanya darinya. Bibir mungil mengucap sesuatu terkait liriknya.
“Bapak… Apa yang indah lukisan Tuhan itu?” tanyanya sambil melanjutkan minum dalam botol yang dibawanya dari rumah.
“Maksudnya itu alam kita, Mas. Termasuk hutan di sekitar kita ini,” jawabku menjelaskan.
Bocah yang baru duduk di TK B itu kembali merangkai tanya, “Memang apanya yang indah, Bapak?”
Aku hanya tersenyum. Ada bahagia demi mendengar pertanyaannya. Bagiku ini adalah awal yang baik untuk memasuki alam bawah sadarnya. Aku pun mulai menceritakan fakta-fakta tentang hutan Indonesia. Tentu menggunakan bahasa dan pilihan kata yang sesuai usianya sehingga bisa dipahaminya.
Dengar Alam Bernyanyi dan Temukan Fakta Menarik yang Menyertai
Dari mendengarkan lagu ini, banyak fakta menarik bisa ditemukan.
- Hutan Indonesia itu indah. Tampak jelas dari bait pertama, Indah lukisan Tuhan. Keindahannya sudah tidak diragukan lagi. Berbagai jenis tanaman tumbuh subur. Beraneka satwa hidup bahagia di dalamnya. Keindahan hutan terletak pada panoramanya. Keindahan ini menjadi objek menarik bagi para penyuka fotografi maupun videografi.
- Hutan menjaga keseimbangan harmoni dunia. Terlihat dari bait ketiga, Simpanlah gawaimu, hirup dunia. Dari lirik tersebut tersirat fakta, dengan adanya hutan akan tetap ada kebahagiaan dunia yang bisa dinikmati. Kebahagiaan dalam artian mengurangi kemungkinan adanya bencana. Selain itu, juga menyiratkan peran hutan dalam menghidupi dunia.
- Hutan menjaga langit tetap biru. Terlihat pada lirik bait kedua, Pandanglah indahnya biru yang menjingga. Dari lirik tersebut tersirat fakta menarik, bahwa hutan adalah jaminan bagi birunya langit. Hal ini berkaitan erat dengan fakta yang ada, hutan sebagai paru-paru dunia. Sebagai paru-paru dunia, hutan menjaga langit tetap bersih.
- Hutan menjaga bumi dari polusi. Tampak jelas pada lirik bait kelima, Bersatulah, hajar selimut polusi. Fakta menunjukkan bahwa keberadaan hutan menjadi jaminan tersedianya oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Hutan juga mengikat karbondioksida hasil pembakaran. Karenanya keberadaan hutan dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan ekosistem dunia. Termasuk di dalamnya mencegah pemanasan global.
Fakta-fakta menarik tentang hutan dikupas juga di laman hutanitu.id. Secara umum, fakta-fakta tentang hutan berkaitan erat dengan keanekaragaman hayati, pencegahan pemanasan global, dan kebermanfaatan hutan. Fakta-fakta tersebut memberikan gambaran nyata kepada generasi muda, bahwa hutan harus dijaga. Bahkan harus digaungkan kepada anak sejak dini.
“Wah ternyata hutan itu keren, ya, Bapak!” ungkapnya kemudian setelah mendengarkan penjelasan.
Aku pun menyahut, “Iya, dong, Mas. Karenanya hutan harus kita jaga!”
“Memang kenapa hutan harus dijaga, Bapak?” tanyanya kembali.
Aku tersenyum. Seperti sebelumnya, penjelasan dengan bahasa yang dipahaminya pun kembali mengalir sambil mendengarkan lagu #DengarAlamBernyanyi yang dinyanyikan oleh Laleilmanino, Sheila Dara Aisha, HIVI!, dan Chicco Jerikho.
Dengar Alam Bernyanyi Lalu Ketahui Ancaman terhadap Hutan Negeri
Mendengarkan lirik demi lirik membuka kembali kesadaran baru. Terutama terkait dengan memperbaiki nasib hutan Indonesia. Hal ini penting sebab #HutanKitaSultan kaya yang harus dijaga.
Namun, baru separuh lirik didengarkan, ada getar lahir di hati. Betapa tidak. Mendengarkan lirik ceria yang ada tersimpan pesan dalam yang menggugah rasa peduli. Terlebih ketika terdengar lirik bait kedua.
Bila kaujaga aku
Kujaga kau kembali
Berhentilah mengeluh
Ingat, kau yang pegang kendali
Kau yang mampu obati
Sudikah kau kembali?
Mendadak diri tersadar. Perihal upaya nyata menjaga hutan dari ancaman. Kesadaran itu pun memaksaku melayangkan pandangan. Sepasang mata tertuju ke arah monyet yang sedang bercengkrama di pinggir jalan. Mereka terlihat berkarib dengan beberapa orang yang mengulurkan kacang dalam genggaman.
Bagaimanapun juga, ia hanyalah sebagian satwa yang ada. Masih banyak lagi satwa lain di kedalaman hutan yang membentang. Dari sanalah aku menemukan ancaman-ancaman terhadap hutan Indonesia saat ini. Ancaman yang dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan kehidupan. Ancaman-ancaman tersebut menentukan nasib hutan ke depannya.
- Perkembangan zaman di era globalisasi. Hal ini merupakan ancaman bagi hutan di Indonesia. Kondisi seperti ini membuat meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal. Selain itu juga menurunnya kesadaran manusia untuk menjaga hutan akan membuat luas hutan sedikit demi sedikit;
- Terjadinya praktik penebangan liar. Hal ini merupakan ancaman serius bagi kelangsungan hutan ke depannya. Pada tahun 2020, Jaringan Pemantau Independen Kehutanan (JPIK) mencatat adanya 15 kasus tindak pidana kehutanan. Kasus tersebut terjadi dalam kurun waktu enam bulan pertama tahun 2020. Praktik penebangan liar ini jika dibiarkan akan menyebabkan menurunnya keanekaragaman hayati hutan;
- Deforestasi. Kegiatan ini merupakan usaha sadar mengubah area hutan secara permanen menjadi lahan untuk mendukung aktivitas manusia. Dari data yang ada, deforestasi tahunan Indonesia selama empat tahun (1996 – 2000) pernah mencapai lebih dari 3,5 juta hektar. Deforestasi meningkat seiring meningkatnya kebutuhan manusia atas lahan baru. Akibatnya akan terjadi pergeseran fungsi hutan dari menjaga kelestarian lingkungan menjadi pemenuhan kebutuhan manusia.
Dengar Alam Bernyanyi dan Temukan Apa yang Bisa Kita Lakukan
“Tapi bagaimana cara kita menjaganya, Bapak?” tanya buah hati yang biasa dipanggil Opin itu.
Kalimat demi kalimat pun kembali terucap, “Banyak yang bisa dilakukan generasi muda, Mas.”
“Apa saja, Bapak?” tanya Opin lagi.
Aku pun memutar kembali lagu Dengar Alam Bernyanyi dan menundanya pada lirik berikutnya.
Bersatulah, hajar selimut polusi
Ingatlah, hai, wahai kau manusia (wahai kau manusia)
Tuhan menitipkan aku
Ho, di genggam tanganmu (di genggam tanganmu)
Dari lirik itupun akhirnya tercipta penjelasan sesuai tingkat usianya. Terutama pada bagian, Tuhan menitipkan aku. Aku menjelaskan padanya, bahwa berhubung hutan adalah titipan Tuhan, sebagai manusia harus menyadarinya. Oleh karena itu, pentingnya generasi memiliki kesadaran diri menjaga hutan. Berikut penjelasan selengkapnya!
- Generasi muda menanamkan kesadaran diri tentang hutan adalah titipan Tuhan. Hal ini akan menjadi dasar kuat bagi anak muda untuk merasa memiliki hutan dan akan berusaha menjaganya. Selain itu, timbulnya kesadaran diri ini adalah awal baik untuk menemukan solusi;
- Sesuai dengan zamannya, anak muda dekat dengan dunia media sosial. Adanya kodrat zaman ini membuat anak muda memiliki ruang sendiri. Sebuah ruang yang salah satunya bisa diisi dengan berbagi hal-hal positif. Salah satunya adalah dengan mengunggah konten positif di media sosialnya. Konten positif dapat berupa ajakan menjaga hutan atau hal-hal lain terkait manfaat dan pentingnya menjaga hutan.
- Anak muda dapat ikut menjaga hutan melalui karya kreatif. Karya positif apa saja sesuai minat dan bidangnya. Karya bisa berupa audio, visual atau audio visual. Semakin banyak karya yang dibuat disebarluaskan, kebermanfaatan pun akan semakin banyak.
- Anak muda dapat juga memberikan kontribusi kepada pegiat alam. Terutama pegiat alam yang memiliki tujuan mulia dalam menyebarluaskan suara alam untuk kebaikan.
#DengarAlamBernyanyi dan Mari Berkontribusi
“Oh begitu, ya, Bapak,” kata Opin sambil menganggukkan kepala.
Aku pun menjawab, “Iya, Mas. Semua kita bisa berkontribusi.”
Kata demi kata menjelma penjelasan panjang terkait kontribusi bagi hutan negeri. Seperti halnya yang dilakukan oleh sekumpulan anak muda pemerhati alam Indonesia yang mengingatkan kembali arti penting menjaga hutan yang kaya. Kontribusi dalam bentuk karya musik dalam rangka menyambut #HariHutanIndonesia ke-77 tanggal 7 Agustus 2022. Karya musik berjudul #DengarAlamBernyanyi itu diciptakan #UntukmuBumiku. Sebuah karya anak muda yang memastikan bahwa #IndonesiaBikinBangga di kancah dunia atas upayanya melibatkan anak muda dalam menjaga hutan yang ada.
Apalagi lagu ini terpilih sebagai official theme song atau lagu tema resmi Youth 20 (Y20). Hal tersebut diumumkan resmi oleh Komite Penyelenggara Y20 dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2022. Tentu membutuhkan kontribusi dan kolaborasi dengan segenap anak muda lainnya di Indonesia untuk mewujudkan #TeamUpforImpact upaya menjaga alam termasuk hutan dari segala ancaman.
Ayo #DengarAlamBernyanyi dengan menikmati alunan nadanya di Spotify atau Apple Music sebagai bentuk kontribusi. Bisa juga dengarkan di saluran YouTube berikut ini untuk turut serta menggaungkan simponi alam negeri. Kontribusi kita sangat berarti bagi upaya pemberian sumbangan seluruh royalti untuk konservasi hutan di Kalimantan. Ayo berkontribusi!
Aku yakin belum semua penjelasan dapat diterima oleh pemahaman sang buah hati. Namun, aku percaya ada hal-hal baik yang diam dalam ingatannya. Jika sejak dini telah tumbuh rasa peduli, bukan tidak mungkin ke depannya akan tumbuh anak muda yang tak lelah memperjuangkan suara alam melalui berbagai cara dan media. Tentu menyesuaikan dengan minat dan kemampuannya.
Ayo berkontribusi dengan cara klik tombol Dukung Alam Bernyanyi di bawah ini!
Salam Lestari!
Referensi:
- Di Tengah Pandemi Penebangan Ilegal Kayu Masih Marak https://www.voaindonesia.com/a/di-tengah-pandemi-penebangan-ilegal-kayu-hutan-masih-marak/5562237.html
- Kawasan Hutan Hujan Tropis Indonesia dan Ancaman yang Mengintai https://www.qualitasertifikasi.com/kawasan-hutan-hujan-tropis-indonesia-dan-ancaman-yang-mengintai
Tulisan diikutkan dalam Kompetisi Blog #DengarAlamBernyanyi oleh Blogger Perempuan. Info selengkapnya dapat diakses di akun media sosial Blogger Perempuan, instagram @bloggerperempuan Facebook Blogger Perempuan Network dan Twitter @BPerempuan