⌣·̵̭̌✽̤̥̈̊·̵̭̌⌣
Usianya sudah matang, tiga puluh tahun. Dan, sebentar lagi dia akan menikah. Dia tidak sabar menunggu saat itu tiba. Begitupun dengan ibunya, orang tua satu-satunya, sejak ayahnya meninggalkan mereka sewaktu dia baru lahir. Saat itu ibunya masih sangat muda. Kebahagiaan ibunya adalah segalanya.
Suatu pagi, di rumah itu sudah mulai sibuk persiapan pernikahan. Semua tamu sudah berkumpul. Kedua mempelai pun juga sudah siap. Dia duduk di samping ibunya, berusaha menenangkan diri. Acara yang khidmat itupun akhirnya selesai. Dia dan ibunya saling pandang. Ibunya terlihat senyum bahagia.
“Kamu yang sabar ya, Nak. Ibu cuma tidak ingin, besok di hari bahagiamu, Ibu sendirian mendampingimu.”
Dia menyeka air mata, itu berarti masa pingitannya diperpanjang.
⌣»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈♡̬̩̃̊ @momo_DM ♡̬̩̃̊✽̤̈·̵̭̌·̵̭̌«̶⌣
Wah..jd ibunya nikah duluan ya? :)))
Hihihi. Kurang lebih seperti itu. Terima kasih kunjungan dan apresiasinya ya, Ruri. 🙂