“Maaf. Anda salah sambung.”
Percakapan terus berlanjut pada perkenalan. Meskipun begitu, aku merasa senang. Sebentar lagi, kesendirianku akan berakhir. Sepertinya.
“Iya. Pukul sepuluh, ya.”
“Beres!”
Aku bergegas. Sebentar lagi aku harus menemui gadis yang baru saja salah sambung. Namanya Minah.
Tepat pukul sepuluh, aku tiba di kedai kopi yang dijanjikan. Basa-basi pun tak terhindarkan.
“Terlambat.”
“Kenapa? Kan, sekarang baru pukul sepuluh.”
“Iya. Kedai ini sudah tutup.”
“Maksudnya?”
Aku keheranan mendengar jawaban gadis manis itu. Pandanganku tidak mungkin menipu. Jelas terbaca olehku ‘Kedai Kopi Minah’.
“Kedai kopi ini sudah tutup. Sepuluh tahun yang lalu. Kebakaran,” jawabnya.
Perlahan, Minah menghilang dalam tumpukan abu.
~ mo ~
hihi. iyaa
Hahaha. Dapet idenya kayak gitu, Cha. 🙂
eh buset,,, ini mah horor kak *lalu berharap gak mati lampu