“Mak… Perut Bapak kenapa rasanya kembung dan panas, ya?”
Obrolan singkat yang menjadi pembuka diskusi hangat dengan istri tercinta suatu malam. Dia mengira saya makan terlalu cepat saat buka puasa. Padahal rasanya cara makan seperti biasanya. Menu dan porsi pun tidak ada perubahan. Bahkan secangkir kopi pahit pun seperti biasanya terhidang sebelum berangkat salat Tarawih jamaah di masjid. Iseng saya pun akhirnya browsing internet. Banyak artikel terkait dengan gangguan sistem pencernaan yang sedang saya alami saat itu. Sepasang mata pun tertuju pada satu istilah, dispepsia.
Apa itu Dispepsia?
Apa Saja, Sih, Penyebab Dispepsia?
1. Asam Lambung Naik
2. Intoleransi Laktosa
3. Konsumsi Alkohol dan Kopi
4. Radang Kantong Empedu
Gejala Dispepsia itu Apa Saja, Sih?
1. Perut Kembung
2. Sensasi Panas di Bagian Dada (Heartburn)
3. Nyeri Ulu Hati
4. Sering Beserdawa
5. Sensasi Panas Perut
6. Sering Merasa Lapar
7. Nafsu Makan Menurun
8. Perut Mual
9. Cepat Kenyang
10. Muntah
Dispepsia Menyerang
Hayo ngaku siapa yang kayak gini?
Ngopi terus!
Kalimat itu sering didengar di rumah, tetapi tak jarang tidak diperhatikan. Demi kenikmatan, minum kopi pun kembali menjadi kebiasaan. Akhirnya apa? Akibatnya selama seharian silaturahmi ke keluarga, tetangga, dan kerabat pun justru menjadi kurang menyenangkan. Apalagi kalau bukan karena efek terlalu banyak mengonsumsi kopi.
Maklum saja di Lombok menyajikan kopi hitam kepada tamu adalah hal wajib. Selama sehari, semakin banyak rumah yang dikunjungi otomatis akan minum kopi berkali-kali. Bukan salah tuan rumah pastinya, dong. Ya bagaimana? Ini sudah menjadi semacam tradisi. Mau menolak, tidak enak. Kalau tidak menolak, perut yang menjadi tidak enak.
Bikinin kopi, ya, Bro?!
Kalimat yang rasanya tak asing lagi setiap melakukan silaturahmi di hari kemenangan. Terlebih jika yang kita kunjungi adalah kerabat yang tahu kalau kita suka minum kopi. Alhasil kopi pun menjadi bagian penting bagi seorang pencinta kopi di hari kemenangan ini. Kopi selain menjadi tradisi juga perekat silaturahmi.
Namun demikian, tidak semua perut pencinta kopi ramah terhadap kandungan kafein. Beberapa orang karena telah memiliki rekam medis sindrom dispepsia, pengaruhnya akan sangat terasa. Jika kelebihan kafein perut biasanya langsung terasa panas. Kejadian ini pun akhirnya terulang saat merayakan hari kemenangan.
Bergelas-gelas kopi sepanjang hari adalah penyebabnya. Perut kembung dan perih menjadi akibatnya. Hingga saat malam tiba, sensasi panas di perut semakin terasa. Akhirnya memutuskan untuk memberikan tubuh ruang dan kesempatan beristirahat.
Bapak sudah minum obat?
Pertanyaan sederhana, tetapi memiliki makna istimewa. Hal ini adalah bentuk perhatian dari pasangan. Dalam kondisi lemah, gelengan kepala adalah jawaban.
Mamak ambilin makan dan New Enzyplex, ya, Pak?
Tawaran yang terdengat sangat menggoda. Tawaran yang tanpa menunggu persetujuan langsung saja makanan disuapkan. Setelahnya obat disodorkan. Obat dispepsia dalam kemasan hijau itu pun tergambar jelas di kelopak mata. Berbagai pertanyaan pun muncul. Pertanyaan tentang apa merek obatnya, apa khasiatnya, kandungannya apa saja, dan aturan minumnya. Pertanyaan demi pertanyaan pun akhirnya menemukan jawaban. Jawaban ternyata tidak harus dari perkataan lisan, tetapi cukup langsung membuktikan.
Tidak butuh waktu lama bagi tubuh berinteraksi dengan obat yang masuk beberapa menit setelah makan itu. Perut kembung dan sensasi panas pun berangsur-angsur berkurang. Rintihan pun berubah menjadi senyum kemenangan. Nah bagi penikmat kopi penting juga menyediakan New Enzyplex di rumah. Untuk jaga-jaga saja, sih, kalau dispepsia kambuh.
Mengenal New Enzyplex, Yuk!
![]() |
Dok. Pribadi |
1. Deskripsi Obat
2. Komposisi
- Enzim pankreatin yang terdiri dari protease, amilase, dan lipase;
- Simethicone;
- Dioxycholic Acid; dan
- Vitamin B Kompleks.
3. Aturan Pakai
4. Efek Samping
Menang Melawan Dispepsia
Apa yang bisa dilakukan penderita sindrom dispepsia agar tidak kambuh?
Jawabannya adalah menerapkan pola makan dan gaya hidup sehat. Benar demikian, kan? Sebagian orang mungkin kesulitan menerapkannya. Namun, tenang saja! Sulit bukan berarti tidak bisa dilakukan. Sedikit demi sedikit melakukan perubahan diri akan jauh lebih baik dibandingkan tidak sama sekali. Namanya juga perubahan, semua membutuhkan proses. Tidak ada yang instan pastinya. Dicoba perlahan-lahan sampai akhirnya menjadi kebiasaan baik.
Gimana, sih, perubahan baik yang bisa membantu penderita sindrom dispepsia itu?
Banyak cara yang bisa dilakukan. Untuk bisa melakukan tentu haruslah diawali dengan niat dan komitmen diri untuk berubah. Ini penting karena tanpa adanya niat dan komitmen bisa-bisa kebiasaan baik putus di tengah jalan. Pasti tidak mau, dong, kalau itu sampai kejadian!
Berikut adalah perubahan yang bisa mulai untuk dilakukan agar bisa menang melawan dispepsia:
1. Memperbaiki Cara Makan
2. Selektif terhadap Makanan
Usahakan mengubah pilihan saat mengonsumsi makanan saat menyantap hidangan lebaran. Memilih makanan atau minuman yang tidak memicu terjadinya dispepsia adalah keharusan. Terutama mengonsumsi makanan dan minuman yang memicu naiknya asam lambung. Sumber makanan tersebut di antaranya, yaitu makanan berlemak atau pedas, makanan olahan instan, minuman bersoda, mengandung kafein, dan alkohol. Sebisa mungkin hindari atau minimal batasi demi kesehatan. Bisa, kan? Pasti!
3. Jaga Berat Badan Sehat
Menjaga berat badan adalah salah satu cara menjalani pola hidup sehat. Berat badan sehat bisa menjadi salah satu kunci tubuh tetap sehat. Jangan lupa menimbang setelah sebulan berpuasa dan juga lebaran. Tujuannya agar tahu naik atau turunnya berat badan. Banyak penelitian membuktikan, bahwa berat badan berlebih berisiko mengidap berbagai macam penyakit. Salah satunya adalah dispepsia. Berat badan berlebih dapat memengaruhi gerakan pada lambung. Pasti sudah tahu, dong, akibatnya apa! Betul sekali. Hal ini dapat menyebabkan rasa penuh dan tidak nyaman di perut. Yuk bisa, yuk!
4. Olahraga
Aktivitas olahraga yang dilakukan secara teratur dapat memaksimalkan sistem metabolisme tubuh. Selain itu, juga dapat membantu kinerja sistem pencernaan. Olahraga teratur dipercaya dapat meningkatkan ketahanan tubuh. Termasuk saat hari lebaran. Sempatkan berolahraga walaupun hanya secukupnya. Bagi penderita sindrom dispepsia pemilihan jenis olahraga yang tepat. Tentu teknik gerakan dan posisi yang tidak menyebabkan tekanan berlebihan pada bagian perut. Ayo berolahraga!
5. Hindari Berbaring Setelah Makan
Kebiasaan ini dapat menyebabkan baiknya asam lambung. Apalagi saat lebaran masih terbawa suasana mengantuk saat puasa. Beuh! Rebahan saat sehabis makan saat lebaran rasanya bagaikan surga dunia. Namun, ingat, lho, ya! Berbaring setelah makan membuat tekanan pada lambung sehingga asam lambung rentan untuk naik ke kerongkongan. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya sensasi panas di bagian dada. Selain itu, juga dapat menimbulkan dampak mulas pada perut. Jika berlangsung terus-menerus maka akan mengakibatkan dispepsia. Ayo hentikan kebiasaan rebahan setelah makan!
6. Mengelola Stres
Stres berkepanjangan menyebabkan peningkatan produksi asam lambung. Kejadian ini selanjutnya dapat memicu terjadinya dispepsia. Stres terhadap tekanan pekerjaan atau karir, anak rewel saat lebaran ataupun sebab lainnya dapat dikelola. Mengelola stres bisa dilakukan melalui metode relaksasi. Selain itu, mengelola stres juga bisa dilakukan dengan cara melakukan hobi atau hal lain yang disukai. Aktivitas menyenangkan ini akan membuat stres pada sesuatu bisa teralihkan. Saat lagi stres jangan lupa healing, ya!
7. Mengonsumsi Obat
Mengapa harus New Enzyplex?
- Channel Youtube New Enzyplex https://www.youtube.com/channel/UCqkkWtJ9ondQ84E5nL4l4vw
- Kenali Penyakit Dispepsia https://www.ekahospital.com/id/media-detail/info-kesehatan/recognizing-dyspepsia-disease
- Dispepsia https://m.klikdokter.com/penyakit/dispepsia
- New Enzyplex 4 Tablet https://www.halodoc.com/obat-dan-vitamin/new-enzyplex-4-tablet