⌣·̵̭̌✽̤̥̈̊·̵̭̌⌣
Aku takkan menyerah untuk mendapatkanmu. Aku tahu kamu terlalu indah untuk ditinggalkan begitu saja. Sekuat tenaga, kamu harus bisa jadi milikku.
Ombak pantai Senggigi menjadi saksi bulatnya tekadku. Meskipun aku hanya bisa memandangmu, tapi itu cukup membuat bahagia merekah di hatiku. Kamu yang terus melangkah cepat di hadapanku, tanpa jejak di butiran pasir putih.
Derap langkahmu kian cepat seakan terbawa angin mengejar sesuatu. Bukan mengejarku. Aku tak memaksakan diri untuk memaksamu menoleh padaku. Meskipun sebenarnya aku berharap senyummu akan singgah di hatiku. Tapi itu mustahil.
Kamu terlalu asyik dengan duniamu. Mungkin kamu lupa, aku tengah menunggumu dengan sabar di sini, di pantai ini. Pantai tempat pertama aku melihat dan mengenalmu. Dulu.
Kamu tak pedulikan aku. Kamu terus mengejar-ngejar bayangan yang meliuk di atas hamparan pasir. Bayangan yang sama sekali, bahkan tidak tahu kalau kamu mengejarnya. Seperti kamu yang tak pernah merasa kalau aku mengejarmu. Rasa lelah tak menghalangiku.
Dan, kini akhirnya aku bisa memilikimu. Akan kutarik ulur kamu, seperti kamu pernah membuat hatiku tak menentu. Akan kugenggam erat agar kau takkan terlepas dan melayang, lalu jatuh ke tangan yang lain; si pemburu layang-layang putus.
⌣»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈♡̬̩̃̊ @momo_DM ♡̬̩̃̊✽̤̈·̵̭̌·̵̭̌«̶⌣
sungguh, bikin kangen senggigi.
Terima kasih kunjungan dan apresiasinya. Bururan ke Senggigi gitu. 🙂
wah aku belum ke pantai sengigi. katanya indah dan keren #salamkenal 😀
Ayo ke Lombok! Salam kenal juga ya. 🙂
Hahaha seperti biasa. Ceritanya keren.
gawat kalau saya jadi pembaca setia blogmu.
Aha! Terima kasih kak Rin. Enjoy it! 🙂