“Aku ngerti perasaanmu.”
Raymond meletakkan kedua tangannya di atas meja bundar berlapis taplak merah motif bunga-bunga. Wajahnya berbinar ditimpa cahaya lilin yang bergoyang oleh angin. Tatapannya tepat ke arah perempuan bergaun merah di hadapannya.
Sementara di seberang mejanya terdengar suara seorang perempuan, “Makasih udah ngertiin aku selama ini. Aku bener-bener bahagia.”
Romantisme malam kian menghanyutkan saat suara Natalie Cole terdengar mengalun lirih dari pengeras suara yang di pojok restoran bergaya klasik dengan pilar-pilar tinggi itu. Liriknya sangat pas dengan yang sedang dialami oleh Raymond dan Joanna. Tentang ketika rasa dijatuhkan pada sebuah hati sebagai pelabuhan terakhir.
…
And the moment I can feel (feel that) that
…
Sambil meresapi makna setiap lirik lagu When I Fall in Love yang didengarnya, Joanna meletakkan kedua tangan di atas telapak tangan lelaki yang mengenakan setelan jas hitam lengkap di hadapannya.
Raymond menarik ujung bibirnya membentuk lengkungan sebelum akhirnya angkat bicara, “Enggak papa, kok. Aku juga bahagia. Kamu juga, kan?”
Tidak dipungkiri, di balik kata-katanya, sesak tiba-tiba merambat di rongga dada Raymond. Penuh yang tiba-tiba menjelma bening hendak terjatuh.
Perempuan berambut sebahu itu menarik kedua tangannya dan menatap lekat lelaki yang paling memahaminya sejak mereka sama-sama masih kecil.
Hingga akhirnya, malam ini, di restoran kecil pinggir kota menjadi saksi kepastian sebuah hubungan. Keputusan yang diambil untuk kebaikan bersama. Tidak ada pemaksaan.
“Iya. Sekali lagi makasih untuk waktumu. Juga untuk semua rasa yang membuatku mengenal arti indahnya dunia. Aku bahagia. Sekarang adalah waktunya. Lakukanlah!”
Raymond pun kembali mengeluarkan kata-kata yang sebenarnya berat diucapkannya, “Kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga. Ini yang terbaik,” sejenak dia menarik napas sebelum melanjutkan kata-katanya, “oya, aku tinggal ke toilet bentar, ya?”
Joanna. Perempuan yang baru saja mendengar ungkapan rasa dari lelaki pujaannya hanya terdiam. Setelahnya, dia pun akhirnya memutuskan menyusul Raymond ke toilet.
Di depan toilet restoran, Raymond yang tahu Joanna mengikutinya sengaja menunggu. Dia bersandar di dinding dekat pintu masuk. Sesaat kemudian, Joanna, perempuan berambut sebahu yang juga orang terdekatnya di kampus itu, ikut berdiri di sampingnya.
Raymond dan Joanna hanya saling pandang dan melempar senyuman, lalu berbalas pelukan. Ini adalah saatnya untuk mulai mengukir kisah indah mereka. Kini, keduanya melepas pelukan dan kembali bersandar di dinding.
Oleh bias cahaya lilin, penglihatan mereka lurus menatap ke arah kursi bekas duduk Raymond telah diisi oleh seorang lelaki dengan setelan jas hitam lengkap yang berpindah dari kursi seberang meja bundar. Dia sedang menyodorkan kotak berisi cincin pengikat masa depan bersama. Sementara seorang perempuan bergaun merah yang duduk di hadapannya menerima dalam senyuman termanisnya.
“Semoga usaha kita enggak sia-sia dan mereka berdua bisa bahagia selama-lamanya, ya,” kata Joanna menarik tangan Raymond keluar restoran, meninggalkan dua sahabat yang telah mereka ikhlaskan melepasnya untuk merayakan rasa dalam sebuah makan malam istimewa, berdua.
~ mo ~
hiks…. bingung
Hiks… Gagal.
Ngggg…..jadi?? *krik..krik..krik
Jadi gitu, deh. 🙂
ini semacam double fiction. aku pernah baca cerpen yang model ini. tapi latarnya di bioskop. aku nangkep ceritanya, kok 🙂
Aih! Syukurlah kalau bisa ditangkep ceritanya, Uda. Soalnya ada beberapa yang belum bisa nangkep. 🙂
mmm, aku ngerti maksudnya tapi kalau disuruh jelasin ulang aku nggak bisa 🙁
Ehehe… Tenang, Miss. Ndak bakal aku minta jelasin ulang, kok. 🙂
mudeng2…
tapi susah jelasinnya :)))
Hahaha. Cukup, Mak! Cukup! Aku tidak butuh penjelasanmu! Aku hanya butuh sumbangan calon istri darimu! #lhah?!
INI mksdny minta Jiah jadi istrimu apa gmn?haha*muka polos*
Bundaaa! Maksudnya minta Mak Jipe untuk nyariin. Errr…
hahaha….baca yang kedua kali baru paham.
Ehehe… Apalagi sampai lima kali. :p
Mudeng…. 🙂
Ahay! 🙂
Ya ampuuun…. sedihnya… 🙁
Harga sebuah persahabatan kali, ya. 🙂
merelakan sahabat-sahabat mereka yang diam-diam saling cinta? hmm…
aku ngerti situasinya, dua buah meja, dua pasangan, tiga cinta.
yang jadi sumber kebingunganku adalah mengapa dua pasangan itu bisa hadir bersamaan? Janjian? Lalu saat salah satu dari tiap pasangan pergi kenapa ‘tanpa perasaan’ dua orang yang ditinggal langsung berduaan? Bahkan si lelaki langsung melamar(?). lamaran macam apa itu? Begitu diputusin – atau setuju putus- kok langsung ‘nemplok’ ke orang lain? Shame on you two! *jadi emosi. 😀
Buahahak!
Sabar, Bang. Sabar. Terlalu jauh pemahamannya ini. Padahal maksud saya hanya sebatas mereka berempat adalah sahabat (mungkin cluenya kurang). Raymond dan Joanna tahu kalau kedua sahabatnya sebenernya saling jatuh cinta sejak lama. Mereka akhirnya bikin skenario untuk membuat lelaki itu berani langsung melamar perempuan. Melepas di sini saya maksudkan melepas kedua sahabat mereka untuk mengarungi hidup baru. Bukan melepas status sebagai mantan kekasih.
Demikian. Terima kasih.
*berasa pengacara untuk diri-sendiri di MFF Idol* 😀
situasinya itu loh.. makan malam romantis (ehm..), pakai jas dan gaun. dan skenario apa yang dijalankan R&J juga nggak kebaca jelas. Ada pengaburan motif di sini. Jika hendak mencomblangkan dua sahabat, bisa jadi dengan ‘menjebak’; keduanya dalam sebuah kencan buta. Masing-masing dapat undangan, seolah teman yang ditaksirnya itu yang mengajak kencan, akhirnya beneran mereka kencan. Lalu cincin itu? Lho, kan baru aja sama-sama tahu kalo saling suka, kok udah ngajak nikah aja?
*berasa jadi Jaksa penuntut 😀
Hahaha…
Salah tempatnya balas dendam woi! *seret Mak Jaksa Penuntut*
Oke, deh, Bang. Kapan-kapan saya buat versi cerpennya aja biar lebih gampang memberikan cluenya. Ini bener-bener udah mentok ndak mau diapain lagi FFnya. Hahaha…
*cari aman*
#eeaaa
Eh… Btw, kalau pengacara diserang pengacara lain harus minta bantuan siapa, ya? Hahaha…
hahaha,,,iya nih sepertinya ini akibat diserang habis-habisan kemarin, jadinya nyari kesempatan balas dendam.
ehh, ternyata malah sama sesama pengacara yang kemarin juga dicecar abis-abisan.
😀
Hahaha…
Yo wis. Kalau gitu aku balas dendamnya sama kliennya Bang Riga yang kemarin aja. Eh… Aku udah sering ngriwilin Nina, ding. 🙂
Yang aku g ngerti, kupikir Raymond sm Joanna nya juga saling jatuh cinta, kenapa ga dbuat gitu aja?haha,nambahin konflik. Soalnya bener kata bang Riga, ujuk2 melamar?
Kapan-kapan, deh, dijadiin cerpen aja sekalian, Mak. Makasih. 🙂
Balik lagi 😀 aku udah paham sekarang *duduk manis 🙂
Hahaha. Duduk manis menyimak perdebatan dua orang pengacara kece, ya? #eeaaa
ya ya ya…kukira aku paham. Eh, ternyata salah paham hahaha.
Pemahamanku idem kaya Riga, melepas mantan. Ternyata bukan ya hiks *gagalpaham
Waduh! Sekongkol rupanya mereka berdua. ~~~\o/
Saya mudeng maksudnya… tapi nggak ngerti ama ceritanya. 😀 Ah… otakku masih blom mampu baca bacaan berat :p
Bukaannn! Ceritanya aja yang emang enggak jelas. Hahaha…
ga begitu ngerti nih tapi jadi ngerti setelah baca komen teman teman hehe
Hehe…
aku ngerti. tapi kurang kebaca kalau raymond dan joanna itu di meja yang berbeda. ibarat foto ini blur.
Ehehe… Begitulah, Mak. Makasih masukannya. Entar kalau ada waktu diperjelas, deh. 🙂
Baru tau ada penceritaan yang seperti ini 🙂
Ehehe… Masih nyoba belajar gaya penceritaan baru. 🙂