“Sekumpulan tweet #PuisiMalam @nulisbuku [3]”
“@izkelmogita: Mengenai kebebasan. Aku tidak memilih untuk melarikan diri. Tapi mengubah diri. #puisimalam
“@adindria: Jika Tuhan ingin merahasiakan, manusia tak akan pernah tahu.” –#puisimalam – Today without tomorrow-
“@aiyuubunda: Pernahkah kamu pikirkan perasaanku? Tak usah sering. Sekali-kali saja. Di sela-sela harimu bersamanya. #PuisiMalam
“@nottryan: Dalam impian, kau nyata. Dalam kenyataan, kau masih serupa doa. #puisimalam ”
“@1bichara: Sebelum kamu pergi, aku lupa menanyakan cara tercepat melupakanmu. #puisimalam”
“@doRa_himmawari: Begini saja, kau tak perlu kembali mencitaiku! Datang saja di mimpiku, aku hanya rindu! #puisimalam ”
“@nottryan: Jika doa-doaku adalah lengan yang memeluk, aku yakin dingin tak pernah membuatmu takluk. #puisimalam”
“@affafni: Bukan lagi tentang mereka, tetapi tentang kita, bagian terpenting isi cerita. #puisimalam ”
“@lrstii: ketika batas wajar menjadi samar,saat itulah cinta diucap samar-samar #puisimalam”
“@nisaflorence: mulai belajarlah melupakanku. Jika tak mampu, biasakanlah mencintaiku #puisimalam”
“@fillyshertia: Aku tidak sendiri, rindu selalu menemaniku sambil menunggumu. #puisimalam”
@nulisbuku: “Satu tangisan lagi”, katamu. Sebelum kamu pergi. Tak kembali. #puisimalam
“@aaafni: Manakah yang lebih dulu tenggelam, punggungmu yang merapat di tikungan jalan, atau bulan yang samar, lalu hilang. #puisimalam”
“@adzimatinur: rasanya seperti melubangi dadaku ketika rindu itu bukan lagi untukku #puisimalam”
“@doRa_himmawari: Aku pernah ada di sana, di hatimu! Meski hanya tipu!! #puisimalam ”
“@RajutMerajut: Jauh dari hari ini, harapanku masih berselip digulungan benang, semoga warnanya tak luntur. Seperti cintamu. #puisimalam”
“@rereazizah : Kamu hadir, menuntut tafsir. Yang dengannya kamu tak akan berarti apa, kecuali getir. Kemudian adalah desir…(1) #puisimalam
“@rereazizah : ..ketika kamu berlomba dengan takdir. Dan pada akhirnya kita hanyalah debu ditengah pasir (2). #puisimalam
“@risafitriana: kau setidaknya bisa menjadi yg terindah walau sebatas kenangan, tapi kau lebih memilih untuk tak berjejak #puisimalam
“@RajutMerajut: #puisimalam Di geliat malam, di bawah sinar rembulan. Yang kuingat adalah kenangan. Bahwa kau pernah menjadi sebuah harapan”
“@ibamcandra: Aku hanya perlu bintang, perantara pengganti rinduku padamu. #puisimalam
“@dhilayaumil: Sayangnya, cinta mengutuk kita untuk tidak bersama. Mengapa tidak kau cari saja pemilik debaran itu? #puisimalam“
”@AlissaFatma: Dalam jarak yg tak seberapa. Kita bungkam tanpa sapa. Tak apalah, toh aku bisa melihatmu, baik saja. #puisimalam
“@ratnapramud: jika hati kita sudah berpadu, mengapa harus menunggu? #puisimalam”
“@hartatisan: Bisakah kamu singgah kembali membawa malam yg dahulu? Yg didalamnya ada doamu untuk mimpi indahku. #puisimalam”
“@_ardhivarian_: Aku pun siap merekah. Memberi bukti akan diri yg kau asah. Mengganti peluh yg slalu tertumpah. Kepadamu Ayah #puisimalam”
“@dhebu2: Untukmu yg masih jadi rahasia, ku tunggu hingga jeda waktu yang tak terkira #PuisiMalam”
“@dhanyordhan: Seperti malam yang datang lalu pergi. Kau genggamkanku harapan dlm petang lalu tinggalkanku sendiri menyapa pagi. #puisimalam
“@AnnisaSenja: Kalau saja senyumMu tak menjemput,mgkn aku sdh mjd sejarah maut.Diujung jln itu; dg perut terburai,& cucuran darah yg carut marut. #puisimalam”
“@anata22wu: Bayangan aku&kamu membaur, dlm malam.. kata2 tertinggal di ujung lidah.. kita berselisih jalan… #puisimalam”
“@ratnapramud: aku bersyukur malam datang, krn dgn begitu bayang- bayang kelam tak berani datang. #puisimalam”
“@dhilayaumil: Sebahagia apapun hidupmu, tak akan lengkap tanpa aku di sampingmu. Maka, bergeraklah sedikit ke arahku. #puisimalam”
“@IndahArifallah: sudahkah aku bilang aku mencintaimu? Sangat mencintaimu. Maaf kalau aku terlalu malu. Selamat tidur, Ibu! #puisimalam”
“@AzizahNf: bukankah kita semua menunggu giliran? Beberapa sudah terlelap, yang lainnya saling menjaga. Saling mendo’a. #puisimalam”
“@erlinberlin13: Malam ini adalah kali pertama aku kembali tertawa bersamamu. Di tempat yang berbeda. #puisimalam ”
“@1bichara: Hujan itu menari di kepala, mengetuk-ngetuk malam, dan melesapkan kamu ke dalam bening benakku. #puisimalam ”
“@galerianatnat: ‘disaat peluh membasahi tubuh, masih adakah tempat di hatimu untukku berteduh’ #puisimalam”
“@AlissaFatma: Ku tak prnah memaksamu tetap tinggal. Hanya saja, selagi dia tak juga bisa membaca tanda. Kmu boleh di sini berlama-lama. #puisimalam
“@biolahitam: Bila bahuku tak terlalu tinggi dan tak terlalu rendah untukmu bersandar…mengapa masih mencari bahu lain? #puisimalam”
“@yadisuharlim: “Ku ingin membunuh siang, biarkan darahnya mjdi senja & biarkan malam memegang hari, agar selalu bersama bulan.” #puisimalam
“@rereazizah: ”Dan kata mungkin hanya sebatas kata,bukan doa bukan pengharapan. Yang nyata adalah daya. Maka kamu kelu dan aku pilu. #puisimalam
“@nonadira: Mungkin malam ini kan ku biarkan sepi merangkul. Kemudian ku nikmati ia hingga tertidur bersama. #puisimalam”
“@trulicious: Ketika rasa tak punya etika, dia akan terus berbicara. Sadari malam, rasa itu hidup dan kamu tetap mati. #PuisiMalam”
“@nottryan: Aku, laut. Engkau, pesiar mewah yang tak sengaja hanyut. #puisimalam”
“@bungadrc: teriakanmu tiada akan terdengar. Tangisanmu seiring air yg mengalir. Maafkan aku mengecewakanmu ayah #puisimalam ”
“@wulanparker: Malam akan mengantarku pada pagi. Untuk bertemu kamu lagi. Diantara senyum matahari. #puisimalam
“@desvianwulan: Untuk kamu, yg pelan2 mulai merebut rasa. Bisakah aku merebutnya juga? #puisimalam ”
“@wulanparker: Aku harap, masih bisa menyapamu dalam mimpi. Meski perih ini harus aku rasa sendiri. #puisimalam
“@erlinaayu: kadang cinta tak butuh kepastian. Hanya butuh getaran #puisimalam”
“@syawii: kamu sembilu. senyummu penuh liku. dalam rintih yg kelu. kamu pergi dariku. #puisimalam
“@YunitaekaL: Semuanya ada padamu, kuingkari dan tetap kurindu #puisimalam ”
“@TweetWulan: tengoklah bulan itu, mula2 kecil tampknya. Sekarang telah penuh, keindahannya tertulis dalam #puisimalam
“@IndahArifallah: karena cinta ini candu, jangan lagi biarkan aku menunggu. Aku lelah tergugu sendu membekap rindu. #puisimalam”
“@dhilayaumil: Jangan pergi, tetaplah di situ. Aku suka melihatmu tersesat di mataku. #puisimalam”
“@hadiprassetyo: masihkah cerita bintang berbalut kisah kau dan aku? apakah disitu kau masih bernama cinta? #PuisiMalam”
“@wulanparker: Kepada malam, aku titipkan salam. Untuk kamu, yang membuat hatiku lebam-lebam. #puisimalam ”
“@ehaanisa: aku tahu senyum sabitmu sungguh tak pernah hilang meski pudar dalam pandang, meski bersembunyi malu dibalik awan #puisimalam”
“@OdetRahma: Senja yg berlalu, malam menyelimuti mimpi.Masih namamu yang bertumpuk diatas rindu,lalu kapan kembali.Aku menanti #puisimalam”
“@wulanparker: Hati ini sudah retak. Jadi, aku mohon jangan kau injak. Lihat, mataku pun masih bengkak. #puisimalam”
“@messvira: Rintik hujan kali ini tak membawa kebahagiaan. Hanya sebaris pesan, dari Tuhan. Untuk mereka yg menua sendirian. #puisimalam”
“@dhilayaumil: “Kelak, aku mau kau keluar dari duniamu. Menuju tempat yang paling layak, di sampingku. Sesederhana itu.” #puisimalam”
“@sabianmorgan: #puisimalam kutulis surat kecil, kubuat Origami Angsa. Didalamnya, deretan puisi sesaki satu halaman. Kutulis; namamu”
“@hadiprassetyo: apa namanya jika bukan bodoh? nyataya aku masih menunggumu walau penuh dengan ketidakpastian #puisimalam”
“@fillyshertia: Angin kini membisu, tidak tau lagi apa yang harus disampaikannya kepada dua hati yang kisahnya telah berlalu~”
“@IndahArifallah: aku bahkan tak takut menapak sendiri. Aku tahu kau berdiri memeluk diri, rapat dalam bayanganku. #puisimalam”
“@weirdaft: aku bukan tak ingin sembuh, aku hanya sedang menikmati luka.maka, biarkanlah. #puisimalam”
“@imellodi: Cinta memberiku harapan. Luka memberiku kerinduan #puisimalam”
“@candra_larasati: setiap aku mendongak melihat bintang, entah mengapa kerling matamu yg terlihat, terang #puisimalam”
“@momo_DM: #Demikamu aku tak jua memejam, tersebab jarak dan waktu menjelma rindu yang kejam. #puisimalam”
“@ekokeee: Jika kau memang selayak api yg tak mau di dekati, maka aku akan jadi lilin yg siap mati agar terus menghidupkanmu #puisimalam”
“@doRa_himmawari: Petang menjelang, mentari menghilang..Kau bagai camar yg terbang, mencariku dalam rindu yg mendalam.. #puisimalam”
nulisbuku.com
Layanan self-publishing pertama di Indonesia + Book Printing Solution | Upload naskahmu di www.nulisbuku.com, Pasti terbit! Mudah, cepat & GRATIS!
Website:· http://nulisbuku.com