“Rangkuman tweet #puisimalam @nulisbuku [7]”
Minkewh: (SISA CINTA) Hati meninggi, Cinta pun jatuh, pecah, terberai di lantai, menyisa luka, serupa wajah dara. @
#puisimalam”
“@noiirio: Karena rindu telah menggigit lidah, maka ia tidak lagi bisa terucapkan… #PuisiMalam ”
“@biolahitam: Mungkin aku terlalu serakah dalam merindukanmu…Hingga ku nikmati semua perih ini sendirian.. #puisimalam”
“@desikly: Bersama rindu, aku menjamah kamu di dalam kenangan. #puisimalam ”
“@desvianwulan: stok rindu ku habis, bukan karena kamu yang menepis, hanya saja aku tak ingin lagi menangis.. #puisimalam”
“@kurniariesta: Aku pergi. Nantinya di setiap jarak kau rengkuh. Bayangku kan semakin menjauh. #puisimalam”
“@todyumna: Ijinkan aku, untuk mengenangmu, pada rintik hujan, untuk rindu yang belum kau tuntaskan. #PuisiMalam”
“@noiirio: Aku tahu seperti apa kamu maknai aku. Petualanganmu. Ku beri tahu maknamu. Muara kalimatku.Tak pernah lebih dari itu #PuisiMalam”
“@beriozka: Bersamamu, ratusan titik merah di tengah kemacetan terlihat mempesona. Usai jalan ini, kau kembali jadi miliknya.. #PuisiMalam ”
“@galiehpa: Lihat dulu baru kau tahu, hanya asumsi maka semu. Kepastian itu absolut dan perkiraan itu kemelut #puisimalam ”
“@endikkoeswoyo: #puisimalam ketika kau jadi milikku aku selalu rindu senyummu, kini kau jadi mililnya, aku tetap rindu senyummu”
“@dmetaleisya: Aku adl malam. Pun sibuk kau tinggalkanku saat pagi menyising, aku kan ttp menyambutmu kala letih petang datang #PuisiMalam ”
“@missfifit: Rinduku terselip di sela jemarimu. Menunggu untuk kau genggam dan dieratkan. Jangan lepaskan. #puisimalam”
“@beriozka: Di detik airmata ini kau seka, ada hati yang kembali mencinta. Jemarimu, sebuah kenyamanan dalam bentuk sederhana. #PuisiMalam.”
“@wulanparker: Matamu binar, ada rindu yang berpendar. Terus, rasakan, jangan biarkan semua ini buyar. #puisimalam ”
“@Shatik4h: pada sepertiga malam aku berharap, bahwa mimpiku tetap sama; kamu #PuisiMalam”
“@noiirio: Ingin menyelipkan lidah pada bibir yang aku puja. Aku mencandu desah. Dipeluknya aku tandas. #PuisiMalam ”
“@wulanparker: Kerap aku mengarungi larik-larik keluh menyeluruh. Lalu, aku peluk senyummu di bayanganku, ibu. #puisimalam ”
“@ibamcandra: Jangan biarkan janjimu tertiup angin ketika kau sudah terbang tinggi, para pemimpin. #puisimalam ”
“@beriozka: Aku dan kamu adalah satu yang untuk sementara terbagi dua. Hanya sementara, hingga kita menyadarinya. #PuisiMalam”
“@trulicious: Seperti dua garis sejajar. Berjalan beriringan, namun tak pernah bertemu di satu persimpangan. #PuisiMalam”
“@nottryan: Berapakah waktu terlama kamu pernah menahan rindu? Kalau aku, hampir sewindu. #puisimalam ”
“@Ayu19_: #PuisiMalam Ada ribuan bintang di atas sana. Diantaranya aku memilih satu yg paling terang lalu kunamai ‘mimpi’. ♥”
“@hasanyulianto: aku tak bisa berseru, diamku seberat batu, ucapku lebih dari itu #puisimalam”
“@prast_tio: Aku terbujuk. Aku takluk. Tapi di depanmu aku tak merajuk. #puisimalam ”
“@adyllie: aku hancur, kamu lebur. lalu rindu ini pun tumbuh subur. #puisimalam”
“@imm4n: Dua bintang yg begitu dekat. Sebenarnya terpisah jutaan tahun cahaya. Sejauh itulah aku tak mampu menggapaimu #puisimalam”
“@tikaprananda: Disana ada aduan seorang wanita; sang perindu sejatimu. Digunduki salju pertengahan Desember lalu. Aku #PuisiMalam”
“@beriozka: Rindu. Lima huruf yang merangkum seluruh energiku. Terasakah olehmu? #PuisiMalam ”“@todyumna: Katamu, cinta itu sesuatu yang mendebarkan sukacita, mungkin kamu lupa, bahwa bahagia, kapanpun bisa tiada. #PuisiMalam”
“@auuulya: kamu akan menyebutku angin. karena takkan ada cerita aku kembali. siaplah kehilangan. #puisimalam”
“@ibamcandra: Diujung lidah ini, ribuan kata menari. Menanti keberanian aku memainkan nada-nada cinta yg tak berani terungkap. #puisimalam”
“@doRa_himmawari: Aku tak butuh kau mjadi warna ke 8 dr plangi! Aku hnya butuh kau disini, mnemani, lalu lelah bsama & mati #PuisiMalam ”
“@prast_tio: Malam ini aku menyendiri, kukisahkan sendiri lembaran yang tak mampu kau tulis syahdu,sejak pergimu. #puisimalam ”
“@asyiqkool23: Diammu menikamku. Bak belati berkarat. Aku sekarat. #puisimalam”
“@todyumna: Ketika rindu enggan merangkai aksara, mungkin diam mampu mewakili kesedihan yang tak terkata. #PuisiMalam”
“@endikkoeswoyo: #puisimalam Mengenangmu seperti sejenis batu. Merindumu sejenis angin. Abadi”
“@novi_yy: Aku menunggu hingga merindu dan… akhirnya aku terjebak dalam cemburu #puisimalam”
“@lrstii: bagaimana bisa aku berpaling dr matamu sementara disana kulihat pantulan masa depanku? #puisimalam”
“@anchadachlan: Saat Malam Mendekapku dengan dingin nya, Aku tahu Kau menungguku di Ujung Purnama dengan Hangatmu… #puisimalam”
“@diazcadizsa: Matahari bersinar, masih gelap. Bulan benderang, tidak terang. Terjebakku dalam hitam, menangis bersama bayangan #puisimalam”
“@Rinnugraha: Besar sudah.Malu sudah.Tpi ingin skali memeluk& mengecup.Selamat malam,Ayah,Ibu.Msh bolehkah aku tidur di tengah? #puisimalam”
“@nottryan: Seperti bocah yang bermain di kala petang, cinta, membuat kita tak kenal pulang. #puisimalam”
“@dzdiazz: Cinta, bilakah paham, tepuk punggung kekasihku supaya tak meninggalkan. #puisimalam ”
“@wulanparker: Aku biarkan malam memeluk senyumku. Iya, saat aku mampu mencumbu bahagiamu. #puisimalam ”
“@todyumna: Ingatanku padamu, telah ada lebih dulu, sebelum aku menuliskan puisi rindu untukmu. #PuisiMalam”
“@TengkuAR: Kamu diam tak bersuara. Sedetik. Sejam. Tiga jam. Kamu tetap diam. Dan aku (di sini) memendam. #puisimalam”
“@novi_yy: Kunang-kunang itu kamu. Kupu-kupu itu aku. Kita tak sejodoh #puisimalam”
“@YIIDYOOD: ketika aku melihat senyum dari raut wajahmu, saat itu lah aku mulai takut, aku menjadi kerucut, dan menjadi kaku #puisimalam”
“@Fc_tugas: Benci ini menggegas sepi, dalam setiap kata mengalir di tiap nadi. Wahai rindu sampai kapan kau tetap mati? #puisimalam”
“@auuulya: aku pelangi, kamu bintang. tapi Tuhan adalah langit kita, pemersatu yg tak bertemu #puisimalam”
“@wulanparker: Ini rindu telah keruh. Menyuguh peluh, tanpa mampu kubasuh. Aku terbunuh. #puisimalam ”
“@dzdiazz: Memujimu, tak seperti bintang. Sebab engkau adalah kerlip, maknamu ada di bagian tawa yang terus tersisip. #puisimalam ”
“@momo_DM: Aku menyebutnya ibu, pelipur lara kala hati adalah awan abu-abu. #puisimalam ”
“@auuulya: … dan bagaimana jika rindu-rindu ini tak kunjung padam? bisakah kamu luluh sejenak? #puisimalam”
“@dzdiazz: Sebelum memejam malam ini, kecup aku dengan kenangan. Degup ini supaya bertuan. #puisimalam ”
“@TengkuAR: Senja di ufuk barat melambaikan jemarinya. Esok akan kembali, janjinya. Aku bersabar menunggu ditempat yang sama. #puisimalam”
“@gynrahadi: Dewi Malam, kupinta, seorang wanita pada pasir. Dengan butirnya, wajahmu terukir. #Jomblo #PuisiMalam ”
“@Rinnugraha: Malam pilu! Gerah! Jengah! Kelu! Ibu, Ayah… Aku begitu rindu. #PuisiMalam”
“@auuulya: boleh aku senyum saja? aku bingung, kembang api di dadaku masih menyala-nyala karena sapamu tadi #puisimalam”
“@todyumna: Lewat arakan malam, telah kutitipkan guratan namamu, agar kau tahu, ada sepotong rindu yang lama tidak kau cumbu. #PuisiMalam”
“@Joekurus: aku rindu kamu, sosok yg entah hrus ku deskripsikan sperti apa lagi. Setelah ratusan ciuman & pelukan #puisimalam”
“ Sayang, dari sebegitu banyak kata kerja, mengapa kamu memilih ‘pergi'”? ~ @RiriNvr . #puisimalam”
“Saat kau memintaku untuk tidak tinggal, saat itulah aku benar-benar merasa ditinggal.” ~ @siputubuku #PuisiMalam ”
Sumber: Tweet @nulisbuku
nulisbuku.com
Layanan self-publishing pertama di Indonesia + Book Printing Solution | Upload naskahmu di www.nulisbuku.com, Pasti terbit! Mudah, cepat & GRATIS!
Website: http://nulisbuku.com