Review #FF100Kata Nomor 27 [4]

Semula, dari tempatku duduk, aku bisa menikmati aksi artis dangdut tersebut di atas panggung hiburan. Kuhentak-hentakan kaki kananku ke tanah mengikuti irama lagu yang dinyanyikannya.

Namun lagu terakhir yang dinyanyikannya langsung menghapus kegembiraanku. Dadaku sesak. Air mataku menetes.

doa ibumu dikabulkan Tuhan
dan kutukannya jadi kenyataan
ridla Ilahi karena ridlanya
murka Ilahi karena murkanya

bila kau sayang pada kekasih
lebih sayanglah pada ibumu

Kubangkit untuk kembali ke rumah. Kuayunkan kaki kananku dan tongkat di tangan kiriku secara bergantian. Kaki kiriku hanya sebatas lutut karena diamputasi akibat sebuah kecelakaan. Kecelakaan yang menimpaku karena memilih memenuhi permintaan seorang perempuan dibandingkan perintah ibuku.

Jeng! Jeng!

Flash fiction punya siapakah di atas? Yak! Ternyata itu adalah flash fiction milik @rifki_jampang. Tulisan asli ada di sini.

Bagaimanakah flash fiction si Jampang ini menurut saya? Simak, yuk!

Pembukaan

Kalimat dan paragraf awal dalam flash fiction ini menurut saya biasa saja, tetapi bisa menimbulkan rasa penasaran untuk meneruskan membaca. Kata kuncinya terletak pada pemakaian kata di awal ‘Semula’. Dari kata ini saya digiring untuk terus membaca demi menemukan jawaban atas pertanyaan ‘Akhirnya bagaimana?’

Ide Cerita

Dangdut! Siapa, sih, yang tidak kenal lagu dangdut? Mungkin semua tahu, tetapi tidak semuanya bisa mengambil makna dari lirik lagu dangdut. Flash fiction ini menceritakan tentang pengaruh lirik lagu dangdut terhadap ‘aku’. Menarik.

Diksi

Pemilihan kata beragam. Setidaknya ada beberapa rangkaian kata yang saya suka terutama dalam menunjukkan rasa sedih setelah ‘aku’ mendengarkan lirik lagu dangdut. Sayangnya, lirik lagu terlalu panjang dituliskan. Untuk menyiasati jumlah kata kali, ya. Heuheu. Menurut saya lebih baik dipangkas dan digunakan untuk menuliskan deskripsi/dialog yang membangun cerita.

Twist

Twist terletak di paragraf terakhir. Terasa menyentuh. Bisa jadi karena sosok yang diangkat dalam flash fiction ini adalah tentang ibu, seseorang yang sangat dekat dengan kita.

EYD

Menurut saya, secara umum sudah memenuhi kaidah penulisan yang baik. Namun demikian, masih perlu diperhatikan penggunaan kata yang mubazir. Seperti pada paragraf terakhir. Dua kalimat awal sebenarnya bisa digabung. ‘Kubangkit untuk pulang, lalu mengayunkan kaki kananku dan tongkat di tangan kiriku secara bergantian’. Selain bisa menghemat jumlah kata, juga bisa lebih enak dibaca.

Logika Cerita

Menurut saya dalam flash fiction ini, logika cerita sudah logis. Ada hubungan sebab-akibat yang dijelaskan di bagian akhir. Hanya saja masih belum mampu menjelaskan beberapa hal. Diantaranya, yaitu memenuhi permintaan seorang perempuan. Pertanyaan muncul dari kalimat tersebut. Permintaan macam apa hingga bisa membuat ‘aku’ tertabrak? Lalu, perempuan itu siapa? Pacarnya ‘aku’kah? Istrinyakah? Atau… Selingkuhannya? Semua masih samar karena tidak adanya penjelas. Tidak harus gamblang, sih. Setidaknya pembaca ada gambaran alasan ‘aku’ sampai lebih memilih mengikuti permintaannya daripada perintah ibu.

~ mo ~

0 Comments

  1. wah…. seneng banget FF saya direview. lengkap lagi. mantap, terima kasih, mas 😀

    boleh saya kasih tanggapan untuk bagian terakhir?
    saya menuliskan lirik lagu agak panjang karena bermaksud memberikan gambarn apa yang terjadi pada tokoh “aku” di dalam cerita.

    perempuan itu siapa? ===> dia adalah kekasih tokoh “aku”, tersirat jawaban dalam lirik lagi “bila kau sayang pada kekasih lebih sayanglah pada ibumu”

    soal permintaannya memang tidak jelas sama sekali 😀
    intinya seh permintaan itu bertentangan dengan keinginan sang ibu sehingga kesal dan terucaplah kalimat sumpah.

    ah… emang masih banyak bolongnya ya, mas 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *