⌣·̵̭̌✽̤̥̈̊·̵̭̌⌣
“Tumben kamu ke sini.”
“Saya kangen Ayah. Beberapa hari ini saya akan tinggal di sini menemani Ayah.”
“Ayah senang mendengarnya. Terus pekerjaanmu bagaimana?”
“Tenang saja, Yah. Aku kan bisa berangkat dari sini. Oya, Yah. Daripada sendiri, bagaimana kalau Ayah pindah ke rumah saya saja?”
“Tidak usah. Ayah di sini saja. Lebih tenang dibanding di komplek.”
Hujan tiba-tiba menyerbu. Beberapa bagian atap bocor, lantai basah. Hujan menginspirasiku untuk melakukan sesuatu.
Setelah berbulan-bulan, hari ini aku baru bisa mewujudkan niatku. Aku menyiapkan segala sesuatunya. Kali ini, aku harus bisa. Tidak ada kata terlambat untuk membuat bangga dan bahagia orang tua.
Akhirnya, aku berhasil membangun rumah untuk Ayah. Meskipun sederhana, tetapi lebih baik daripada rumah Ayah sebelumnya yang hanya berupa gundukan tanah.
⌣»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈♡̬̩̃̊ @momo_DM ♡̬̩̃̊✽̤̈·̵̭̌·̵̭̌«̶⌣
Terima kasih ya. 🙂
Wah menghru biru. Keren abis
Terima kasih, Mas. Masih harus terus belajar nih dari master2 FM. 🙂
Hihihi… Bagus kok. Ngebayangin aja tadi.. Good job, Mo!
@pramoeaga
Hehehe. Terima kasih kunjungan dan apresiasinya, Om. *sungkem* 🙂
Singkat tapi padat makna. Keren bro! 🙂
Terima kasih. Soalnya terbatas 123 Kata saja. 🙂
(T^T udah ketebak saat percakapan di tengahnya.
percakapannya agak memaksa. Tapi tetep keren~ sedih bacanya.