20130911-131942.jpg
Foto: Koleksi pribadi Ari Diatmika

Menjumpai hal-hal baru adalah sebuah pengalaman berharga

“Bener gini enggak, Kak?”

“Harus diulang lagi, ya, Kak?”

“Udah bersih belum ini, Kak?”

“Habis, Kak.”

“Aduh!”

“Hahaha…”

Suara anak-anak memecah siang terik di sebuah madrasah di kawasan dusun adat yang jauh dari kesan modern. Di dekat mereka, syaraf indera pendengaranku bekerja. Menerjemahkan semua sumber suara sebagai rangsang untuk direspon. Berbagai pertanyaan bercampur dengan teriakan. Hal itu membuatku membutuhkan konsentrasi penuh untuk bisa menjawab satu per satu. Gagal. Bukan jawaban yang keluar, tapi justru instruksi lainnya yang keluar.

“Ayo balik sekarang!”

Mereka bergeming. Beberapa di antaranya masih asyik menggerakkan tangannya ke kiri dan kanan secara ritmis. Sesekali terdengar tawa. Beberapa di antaranya juga ada yang mengobrol dengan teman di sebelahnya.

“Asyik, ya, dapet sikat gigi baru.”

“Iya. Kapan lagi cobak?!”

“Mudahan, sih, besok ada yang berbaik hati lagi.”

“Iya. Dan, ada yang ngasih mainan. Hehe…”

Aku hanya bisa tersenyum mendengar percakapan mereka. Obrolan hangat di kamar mandi umum yang berisi harapan-harapan. Setidaknya aku bisa kembali memahami, bahwa hidup adalah tentang harapan.

Aku pun akhirnya mengalah. Membiarkan mereka tenggelam dalam dunia barunya. Aku juga tak bisa apa-apa lagi, selain membiarkan bibirku tertarik melengkung ujungnya. Perlahan tak terdengar lagi bunyi gemericik air yang mengucur dari pancuran. Aku menghela napas penuh kelegaan, lalu mengikuti langkah mereka kembali ke ruangan untuk mengikuti penyuluhan kesehatan.

~ mo ~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *