Tentang #FF100Kata

Tanpa terasa, selama lima belas hari otak saya telah berputar untuk menemukan ide sesuai tema harian yang dilemparkan dalam #FF100Kata. Bukan pekerjaan yang mudah. Terlebih, ide tidak selalu datang tepat waktu. Saat sedang berpikir keras, justru ide mampet, tetapi kadang saat sedang santai, ide cerita tiba-tiba melintas.

Dalam menulis flash fiction yang dibatasi jumlah katanya, proses terberat bukan pada penentuan ide dan eksekusinya, tetapi pada editing agar jumlah kata pas. Saya benar-benar butuh tenaga ekstra untuk bisa memampatkan cerita tanpa mengubah isi cerita yang sudah ditulis. Selain itu, menulis dekonstruksi dongeng/legenda/cerita rakyat Indonesia membuat saya harus googling untuk mengetahui cerita aslinya untuk ‘dirusak’. Tidak saya pungkiri, sesaat sebelum memposting tulisan, ada semacam kekhawatiran cerita saya ternyata tidak rusak dan tidak dipahami oleh pembaca sebagai sesuatu yang lucu dan segar. Tetapi, akhirnya saya menguatkan diri untuk memposting dengan berpikir, bahwa saya telah berusaha sebaik-baiknya dan selanjutnya saya serahkan seluruhnya kepada pembaca sebagai penikmat tulisan.

Dan, saya bersyukur akhirnya bisa menuntaskan proyek menulis itu dengan selamat. Hanya saja, kendala muncul ketika tiba-tiba sudah panjang-panjang menulis di kolom komentar sebagai salah satu syarat ternyata karakternya kelebihan. Akhirnya, saya memutuskan untuk menuliskannya di sini. Bagi saya urusan ini dihitung atau tidak sebagai pertimbangan penilaian peserta paling anteng itu belakangan. Satu hal yang pasti, saya sudah menuliskan sesuai dengan apa yang saya rasakan.

Dan, berikut ini adalah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam Survey #FF100Kata.

1. Apa yang memotivasimu ikutan #FF100Kata?

Motivasi saya selain untuk update blog sekaligus meningkatkan kemampuan menulis, juga untuk melihat sejauh mana proyek menulis ini bisa membuat penggagas sekaligus penyelenggara bisa konsisten dengan proyek menulis yang digagas atau diselenggarakannya.

2. Apa yang memotivasimu TETAP ikutan #FF100Kata?

Ingin menunjukkan pada diri saya sendiri, bahwa saya bisa keluar dari zona nyaman genre tulisan yang sama sekali bukan ‘saya’. Hal ini saya buktikan dengan tetap konsisten menulis #FF100Kata dengan tema dekonstruksi dongeng/legenda/cerita rakyat Indonesia genre komedi yang kadang-kadang absurd dan tidak jelas selama 15 hari berturut-turut. Dan, ternyata keluar dari zona nyaman itu mengasyikkan juga.

3. Adakah keuntungan yang kamu dapatkan saat dan setelah ikutan #FF100Kata? Jika ya, apa saja?

Iya. Keuntungan yang saya peroleh antara lain:

  • Blog tetap terupdate dengan tulisan setiap harinya dan berimbas pada peningkatan traffic pengunjung ke blog;
  • Meningkatnya interaksi dengan pembaca melalui komentar teman-teman di blog atau Twitter yang bahkan hanya sekadar kata ‘Hahaha’. Itu cukup membahagiakan saya;
  • Bisa membaca #FF100Kata karya teman-teman lain yang bagus sekaligus untuk bahan belajar;
  • Bisa mendapatkan ide untuk tetap update blog lewat ‘Review #FF100Kata Nomor 27’;
  • Kenal dengan penulis-penulis kece yang memiliki hobi sama, menulis flash fiction.

4. Apakah hal yang kamu rasa masih kurang (dari pihak penyelenggara) selama pelaksanaan #FF100Kata?

Kekurangan pasti ada. Jujur saya akui, penyelenggaraan #FF100Kata ini bagus dengan tema-tema menantang setiap harinya. Hanya saja ada beberapa catatan untuk perbaikan ke depannya:

  • Saya merasa ‘ditipu’ oleh pihak penyelenggara. Kenapa? Iya. Awalnya pihak penyelenggara mengabarkan, bahwa proyek #FF100Kata ini berupa ajakan agar pihak penyelenggara bisa konsisten menulis di blog. Kenyataannya apa? Nama pihak penyelenggara, bahkan tidak ada di list peserta paling anteng ini. Itu artinya pihak penyelenggara tidak konsisten menulis setiap hari di blog sesuai tema. Kok bisa? Ah! Saya memilih berpikir positif saja. Mungkin pihak penyelenggara terlalu sibuk mengurusi peserta sampai lupa, bahwa awalnya dia yang mengajak nulis bersama di blog. Mungkin, lho, ya.
  • Saya merasa pihak penyelenggara dan pihak terlibat lainnya kurang responsif terhadap tulisan #FF100Kata peserta. Ada kesan tidak berusaha interaktif dengan peserta terkait tulisannya dalam bentuk komentar atas #FF100Kata peserta, baik di blog masing-masing peserta maupun di Twitter;
  • Pihak penyelenggara kurang dalam hal share link tulisan peserta #FF100Kata di Twitter. Kenyataan yang ada, hanya share link blog yang berisi daftar peserta. Padahal karakter pengguna Twitter itu beda-beda. Tidak semua pengguna Twitter suka membaca link yang ditautkan pada sebuah link lainnya. Kalaupun tidak bisa membaca dan mengomentari semuanya (kurang/lebihnya) setidaknya ada beberapa link tulisan peserta yang dishare + komentar di Twitter.
  • Pihak penyelenggara belum maksimal dalam memberikan sedikit gambaran tentang tema yang dilemparkan setiap harinya;
  • Penyelipin sponsor di tengah pelaksanaan bagi saya mengganggu niat awal mengikuti proyek menulis ini. Kenapa? Saya pribadi sempat terdistraksi. Awalnya menulis untuk diri-sendiri dan pembaca, akhirnya sempat berpikir untuk menulis sesuai selera sponsor. Untungnya, saya cepat mengembalikan diri pada tujuan awal mengikuti proyek menulis ini hingga akhir. Jadi, menurut saya akan lebih baik, jika ada sponsor masuk saat penyelenggaraan, diakumulasikan saja hingga tahap akhir penyelenggaraan selesai. Ini bisa menjadi semacam kejutan untuk peserta.

Ini hanya catatan saya pribadi. Mungkin ada beberapa teman lainnya yang memiliki catatan yang sama dengan saya. Tidak ada tujuan lain menuliskan ini selain untuk penyelenggaraan yang lebih baik ke depannya.

5. Apakah kamu setuju #FF100Kata diadakan lagi? (Tentunya tidak sebulan sekali mengingat kapasitas kami sebagai penyelenggara)

Setuju! Terlalu sering juga akan berdampak tidak baik pada peserta. Bagaimanapun peserta yang meskipun suka menulis, ada kalanya jenuh juga. Menurut saya, enam bulan sekali diselenggarakan #FF100Kata adalah rentang waktu yang ideal dengan variasi bukan saja pada tema, tapi bisa diberikan semacam ‘prompt’ tertentu untuk menambah tantangan yang lebih dari penyelenggaraan sebelumnya.

Terima kasih, #FF100Kata! 🙂

~ mo ~

0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *