Belajar Terus Seterusnya Pembelajar

Categories: Edukasi

.:. Akhir Sebuah Cerita .:.

Ini pengalaman pertamaku. Setelah berkali-kali gagal menikah, aku akhirnya bisa menemukan belahan jiwaku. Belahan jiwa yang kutemukan lewat proses panjang. Proses penemuan yang hampir saja membuatku frustrasi.

Lima tahun lamanya aku bekerja keras. Waktu bukan lagi musuh, tetapi kawan yang bisa membantuku menyelesaikan pekerjaanku tepat waktu. Bahkan, untuk mengisi waktu, aku juga fokus pada pekerjaan sampinganku. Dengan kemampuan yang kumiliki, aku bisa memperoleh hasil terbaik. Sempurna.

Setidaknya, itu menurutku. Dan, paling tidak sekarang sudah ada hasil nyata. Hasil yang membuatku menjadi kembali manusia berharga. Dihargai dengan cinta dari gadis yang kupuja. Aku tak lagi malu-malu untuk mendekatinya. Aku berhasil merakit masa depan untuk menjawab kebosanan.

Sebab aku mencintainya, aku ingin memilikinya selamanya. Bahkan, seluruh hidupku rela kupertaruhkan demi mendapatkannya.

Aku bisa merasa bangga, aku sudah bisa memiliki rumah sendiri yang meskipun sederhana, tapi nyaman dan aman untuk hidup bersamanya. Kini, aku bisa memilikinya, seutuhnya. Di kamarku yang remang-remang, kedua tanganku menggenggam tangannya. Kutuntun menuju pembaringan. Satu per satu helai pakaian tertanggalkan. Aku telah siap menjalani yang harus kujalani. Ini adalah jalan yang kupilih. Menghabiskan hidup bersamanya.

Tak ada rintihan. Pun desahan. Hening. Yang berbeda hanyalah napas yang memburu. Tiba-tiba kurasakan basah di dadanya. Air mataku. Menderas. Entah penyesalan atau tangis kebahagiaan. Sedikit sentuhan, kudengar sendi-sendi tubuhnya berderak pelan. Aku khawatir sesuatu terjadi padanya. Tapi, akhirnya aku meyakinkan diri untuk melanjutkan. Aku tak ingin melewatkan malam pertama ini begitu saja. Sebab esok hari aku tak tahu apa yang akan terjadi.

Dia diam saja saat perlahan aku meraba tubuhnya. Tanpa ekspresi bola matanya yang bulat menatap tajam ke arahku. Aku menghentikan tanganku tepat di punggungnya saat mendengar bunyi detak di dadanya. Bunyi yang teratur seirama detak jantungku. Aku pun berniat mengakhiri semuanya.

Tiba-tiba atap rumahku ambruk menimpa tubuhku dan tubuhnya yang sudah lebih dulu hancur berkeping-keping. Semua terjadi setelah aku menekan tombol on di punggung robot cantik buatanku. Penderitaan hidupku pun berakhir di sini.

~ mo ~

***

Berdasarkan #topikfiksimini hari Senin, 17 Juni 2013: ATAP RUMAH.

Momo DM

View Comments

Recent Posts

Inovasi Pembelajaran MATOA Berbasis TIK Melalui Kolaborasi nan Cantik

Pendahuluan Era digital memungkinkan murid semakin mudah mengakses informasi yang semakin terbuka. Namun, di sisi…

7 bulan ago

Sorgum, Transformasi Bisnis Lokal Menuju Global

Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor) merupakan salah satu keajaiban alam yang telah mengakar dalam budaya dan…

8 bulan ago

Budidaya Tanaman Sayuran

Berikut ini adalah skenario pembelajaran materi Budidaya Tanaman Sayuran mata pelajaran Prakarya Budidaya fase D…

9 bulan ago

ASUS ROG Phone 7 Series Hadir bagi Gamer Sejati

ASUS ROG Phone 7 Series hadir bagi gamer sejati. Seri ini menjanjikan performa optimal bagi…

10 bulan ago

Aktivitas Tanpa Batas, Guru Berkualitas, Murid Cerdas

Membuat konten positif sesuai passion adalah hak setiap orang. Termasuk warga sekolah. Bukan saja guru,…

12 bulan ago

IndiHome Dukung Semarak Merdeka Belajar di Sekolah

Bisakah IndiHome mendukung upaya mewujudkan Merdeka Belajar di sekolah? Bagaimana perannya terhadap guru sebagai pembuat…

12 bulan ago